# Kenaikan Harga Minyak di Tengah Kelemahan Dolar & Pergeseran Energi AS
Minyak mentah WTI naik 0,64% menjadi $59,81/bbl pada hari Jumat, didorong oleh pelemahan dolar dan pergeseran agresif Washington menuju bahan bakar fosil daripada energi terbarukan.
**Apa yang Menggerakkan Pasar:**
Indeks dolar turun 0,16% ke 99,53—dolar yang lebih murah biasanya meningkatkan harga komoditas bagi pembeli internasional. Tambahkan ekspektasi pemotongan suku bunga Fed (data pekerjaan swasta terbaru menunjukkan lonjakan pemecatan) dan minyak mentah mendapatkan dorongan ganda.
**Lengkung Penawaran yang Tidak Terduga:**
OPEC+ memompa 28,43 juta barel per hari pada bulan Oktober, tetapi ada yang menarik—volume rekor mengapung di penyimpanan, sebagian karena sanksi anti-Rusia yang mempengaruhi armada tanker. Sementara itu, persediaan minyak mentah AS melonjak 5,2 juta barel minggu lalu menjadi 421,2 juta ( pasar mengharapkan penurunan 2,4 juta *drop*). Itu adalah wilayah kelebihan pasokan, namun harga masih bertahan.
**Mengapa Minyak Tidak Jatuh:**
Pejabat AS di sebuah konferensi energi di Athena menjelaskan: dunia seharusnya tetap menggunakan bahan bakar fosil, bukan energi terbarukan. AS sudah memompa lebih dari 20 juta barel per hari dan mengincar pangsa pasar Rusia di Eropa. Dengan Rosneft dan Lukoil (50% dari output Rusia) terkena sanksi, gangguan pasokan mengimbangi kelebihan inventaris.
**The Catch:**
Arab Saudi baru saja memangkas harga Desember untuk pembeli Asia—kelemahan permintaan adalah nyata. Penutupan pemerintah selama 38 hari dan pemotongan pekerjaan yang meningkat menambah kekhawatiran resesi. Jadi, minyak mentah terjebak antara ketatnya suplai dan kekhawatiran permintaan. Perhatikan keputusan Fed pada 9-10 Desember—pemotongan suku bunga lainnya dapat melemahkan Dolar lebih lanjut dan mengangkat harga, atau menandakan rasa sakit ekonomi yang lebih dalam.
**Kesimpulan:** Minyak bertahan karena geopolitik + pergerakan mata uang mengalahkan kelebihan pasokan, tetapi jangan salah mengartikan itu sebagai kekuatan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
# Kenaikan Harga Minyak di Tengah Kelemahan Dolar & Pergeseran Energi AS
Minyak mentah WTI naik 0,64% menjadi $59,81/bbl pada hari Jumat, didorong oleh pelemahan dolar dan pergeseran agresif Washington menuju bahan bakar fosil daripada energi terbarukan.
**Apa yang Menggerakkan Pasar:**
Indeks dolar turun 0,16% ke 99,53—dolar yang lebih murah biasanya meningkatkan harga komoditas bagi pembeli internasional. Tambahkan ekspektasi pemotongan suku bunga Fed (data pekerjaan swasta terbaru menunjukkan lonjakan pemecatan) dan minyak mentah mendapatkan dorongan ganda.
**Lengkung Penawaran yang Tidak Terduga:**
OPEC+ memompa 28,43 juta barel per hari pada bulan Oktober, tetapi ada yang menarik—volume rekor mengapung di penyimpanan, sebagian karena sanksi anti-Rusia yang mempengaruhi armada tanker. Sementara itu, persediaan minyak mentah AS melonjak 5,2 juta barel minggu lalu menjadi 421,2 juta ( pasar mengharapkan penurunan 2,4 juta *drop*). Itu adalah wilayah kelebihan pasokan, namun harga masih bertahan.
**Mengapa Minyak Tidak Jatuh:**
Pejabat AS di sebuah konferensi energi di Athena menjelaskan: dunia seharusnya tetap menggunakan bahan bakar fosil, bukan energi terbarukan. AS sudah memompa lebih dari 20 juta barel per hari dan mengincar pangsa pasar Rusia di Eropa. Dengan Rosneft dan Lukoil (50% dari output Rusia) terkena sanksi, gangguan pasokan mengimbangi kelebihan inventaris.
**The Catch:**
Arab Saudi baru saja memangkas harga Desember untuk pembeli Asia—kelemahan permintaan adalah nyata. Penutupan pemerintah selama 38 hari dan pemotongan pekerjaan yang meningkat menambah kekhawatiran resesi. Jadi, minyak mentah terjebak antara ketatnya suplai dan kekhawatiran permintaan. Perhatikan keputusan Fed pada 9-10 Desember—pemotongan suku bunga lainnya dapat melemahkan Dolar lebih lanjut dan mengangkat harga, atau menandakan rasa sakit ekonomi yang lebih dalam.
**Kesimpulan:** Minyak bertahan karena geopolitik + pergerakan mata uang mengalahkan kelebihan pasokan, tetapi jangan salah mengartikan itu sebagai kekuatan.