Microsoft, dalam laporan yang diterbitkan, mengungkapkan bahwa pengguna kripto yang menggunakan Chrome telah mengatasi ancaman serius. Mereka menyebutkan bahwa para peretas asal Korea Utara, khususnya, telah mencoba mencuri kripto dengan memanfaatkan kerentanan keamanan pada browser berbasis Chrome. Google segera menambal kerentanan ini pada 21 Agustus. Namun, hal ini menimbulkan kekhawatiran besar dalam dunia kripto.
Metode Serangan Hacker Korea Utara
Dalam laporan Microsoft, serangan ini dilakukan oleh kelompok ancaman asal Korea Utara. Kelompok ini dikenal sebagai Citrine Sleet, sekelompok hacker. Mereka diketahui menargetkan industri mata uang kripto dengan tujuan keuntungan finansial. Selain itu, terungkap bahwa Citrine Sleet terkait dengan unit perang siber terkenal Korea Utara.
Citrine Sleet menggunakan perangkat lunak jahat bernama AppleJeus untuk merebut aset kripto korban. Perangkat lunak ini menargetkan lembaga keuangan yang mengelola mata uang kripto. Para peretas mengumpulkan informasi korban dengan perangkat lunak ini. Kemudian, mereka mendapatkan akses ke dompet mata uang kripto dengan informasi yang mereka kumpulkan. Ini memungkinkan mereka untuk merebut dana.
Serangan Mata Uang Kripto Korea Utara
Kejadian ini dianggap sebagai bagian dari serangan yang luas oleh Korea Utara terhadap sektor mata uang kripto. Seperti yang dilaporkan oleh Kriptokoin.com, berdasarkan laporan Dewan Keamanan PBB, para peretas Korea Utara telah melakukan 58 serangan siber yang berbeda dalam tujuh tahun terakhir. Selain itu, mereka diketahui mencuri kripto senilai sekitar 3 miliar dolar. Serangan-serangan ini terutama menargetkan perusahaan-perusahaan kripto, perusahaan-perusahaan game, dan bursa-bursa.
Pemerintah AS memperingatkan bahwa para peretas Korea Utara akan terus meningkatkan serangan mereka. Para peretas ini akan terus menargetkan perusahaan kripto untuk mengumpulkan dan membersihkan dana. Hal ini merupakan ancaman besar bagi pengguna dan perusahaan kripto.
Respons Cepat Google dan Ancaman di Masa Depan
Google, pada 21 Agustus dengan cepat menambal kerentanan keamanan ini. Namun, serangan semacam ini terus menjadi risiko bagi pengguna mata uang kripto. Terutama ada kekhawatiran bahwa para peretas asal Korea Utara dapat mengulangi serangan serupa. Pengguna dan perusahaan kripto perlu lebih berhati-hati terhadap ancaman semacam ini.
Kejadian ini sekali lagi menunjukkan betapa pentingnya langkah-langkah keamanan dalam industri kripto. Pengguna dapat melindungi diri dari ancaman seperti ini dengan menjaga peramban dan perangkat lunak mereka tetap terbaru. Namun, karena serangan siber terus berkembang, penting untuk selalu waspada terhadap masalah keamanan.
Untuk mendapatkan informasi terbaru dengan cepat, ikuti kami diTwitter, Facebook, Instagramdan bergabunglah dengan saluranTelegramdanYouTubekami!
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Peringatan Mengejutkan dari Microsoft: Bel Pengancaman di Dunia Mata Uang Kripto
Microsoft, dalam laporan yang diterbitkan, mengungkapkan bahwa pengguna kripto yang menggunakan Chrome telah mengatasi ancaman serius. Mereka menyebutkan bahwa para peretas asal Korea Utara, khususnya, telah mencoba mencuri kripto dengan memanfaatkan kerentanan keamanan pada browser berbasis Chrome. Google segera menambal kerentanan ini pada 21 Agustus. Namun, hal ini menimbulkan kekhawatiran besar dalam dunia kripto.
Metode Serangan Hacker Korea Utara
Dalam laporan Microsoft, serangan ini dilakukan oleh kelompok ancaman asal Korea Utara. Kelompok ini dikenal sebagai Citrine Sleet, sekelompok hacker. Mereka diketahui menargetkan industri mata uang kripto dengan tujuan keuntungan finansial. Selain itu, terungkap bahwa Citrine Sleet terkait dengan unit perang siber terkenal Korea Utara.
Citrine Sleet menggunakan perangkat lunak jahat bernama AppleJeus untuk merebut aset kripto korban. Perangkat lunak ini menargetkan lembaga keuangan yang mengelola mata uang kripto. Para peretas mengumpulkan informasi korban dengan perangkat lunak ini. Kemudian, mereka mendapatkan akses ke dompet mata uang kripto dengan informasi yang mereka kumpulkan. Ini memungkinkan mereka untuk merebut dana.
Serangan Mata Uang Kripto Korea Utara
Kejadian ini dianggap sebagai bagian dari serangan yang luas oleh Korea Utara terhadap sektor mata uang kripto. Seperti yang dilaporkan oleh Kriptokoin.com, berdasarkan laporan Dewan Keamanan PBB, para peretas Korea Utara telah melakukan 58 serangan siber yang berbeda dalam tujuh tahun terakhir. Selain itu, mereka diketahui mencuri kripto senilai sekitar 3 miliar dolar. Serangan-serangan ini terutama menargetkan perusahaan-perusahaan kripto, perusahaan-perusahaan game, dan bursa-bursa.
Respons Cepat Google dan Ancaman di Masa Depan
Google, pada 21 Agustus dengan cepat menambal kerentanan keamanan ini. Namun, serangan semacam ini terus menjadi risiko bagi pengguna mata uang kripto. Terutama ada kekhawatiran bahwa para peretas asal Korea Utara dapat mengulangi serangan serupa. Pengguna dan perusahaan kripto perlu lebih berhati-hati terhadap ancaman semacam ini.
Kejadian ini sekali lagi menunjukkan betapa pentingnya langkah-langkah keamanan dalam industri kripto. Pengguna dapat melindungi diri dari ancaman seperti ini dengan menjaga peramban dan perangkat lunak mereka tetap terbaru. Namun, karena serangan siber terus berkembang, penting untuk selalu waspada terhadap masalah keamanan.
Untuk mendapatkan informasi terbaru dengan cepat, ikuti kami di Twitter, Facebook, Instagram dan bergabunglah dengan saluran Telegram dan YouTube kami!