Mata uang kripto kini menjadi tantangan baru dalam gugatan perceraian. “Perceraian kripto” (Crypto Divorce), sebuah jenis sengketa hukum baru, sedang meningkat.
Karena sifat mata uang kripto yang mudah disembunyikan, pembagian aset dalam proses perceraian menjadi semakin rumit.
Para ahli menunjukkan bahwa masalah yang ditimbulkan oleh mata uang kripto mirip dengan masalah rekening luar negeri. Seorang profesor universitas menyatakan: “Jika salah satu pasangan mengelola dompet, maka sebenarnya dia menguasai semua aset. Pengadilan harus mengirimkan surat panggilan ke bursa, melacak transaksi blockchain, dan sebagainya, yang memerlukan prosedur yang rumit.”
CEO perusahaan forensik digital mengatakan: “Kasus perceraian kripto meningkat tajam, khususnya dalam perceraian orang-orang dengan kekayaan tinggi, mata uang kripto telah menjadi titik sengketa utama.”
Pengadilan menganggap mata uang kripto sebagai aset biasa, namun masalah terletak pada pengelolaan dompet secara teknis. Seorang profesor universitas menekankan: “Pengadilan tidak membagi dompetnya, melainkan nilainya. Karena volatilitas mata uang kripto sangat tinggi, waktu pembagian aset juga menjadi variabel penting.”
CEO tersebut juga menambahkan: “Blockchain publik mencatat semua transaksi, namun tindakan menyembunyikan aset juga semakin meningkat.”
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Perceraian Kripto: Tantangan Baru dalam Hukum dan Teknologi
Mata uang kripto kini menjadi tantangan baru dalam gugatan perceraian. “Perceraian kripto” (Crypto Divorce), sebuah jenis sengketa hukum baru, sedang meningkat.
Karena sifat mata uang kripto yang mudah disembunyikan, pembagian aset dalam proses perceraian menjadi semakin rumit.
Para ahli menunjukkan bahwa masalah yang ditimbulkan oleh mata uang kripto mirip dengan masalah rekening luar negeri. Seorang profesor universitas menyatakan: “Jika salah satu pasangan mengelola dompet, maka sebenarnya dia menguasai semua aset. Pengadilan harus mengirimkan surat panggilan ke bursa, melacak transaksi blockchain, dan sebagainya, yang memerlukan prosedur yang rumit.”
CEO perusahaan forensik digital mengatakan: “Kasus perceraian kripto meningkat tajam, khususnya dalam perceraian orang-orang dengan kekayaan tinggi, mata uang kripto telah menjadi titik sengketa utama.”
Pengadilan menganggap mata uang kripto sebagai aset biasa, namun masalah terletak pada pengelolaan dompet secara teknis. Seorang profesor universitas menekankan: “Pengadilan tidak membagi dompetnya, melainkan nilainya. Karena volatilitas mata uang kripto sangat tinggi, waktu pembagian aset juga menjadi variabel penting.”
CEO tersebut juga menambahkan: “Blockchain publik mencatat semua transaksi, namun tindakan menyembunyikan aset juga semakin meningkat.”