Pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa saat Bitcoin naik, banyak altcoin malah tertinggal? Jawabannya ada pada satu angka yang mungkin sering kamu lihat di TradingView tapi belum benar-benar paham: dominasi Bitcoin.
Apa Sebenarnya Indikator Ini?
Sederhananya, ini adalah persentase nilai pasar Bitcoin dibandingkan total pasar kripto. Dengan market cap BTC sekitar $543 miliar dari total pasar kripto $1,18 triliun, dominasi Bitcoin ada di kisaran 46%.
Matematikanya simpel: (Kap BTC ÷ Total Kap Kripto) × 100 = Jawabanmu.
Tapi ini yang menarik: Bitcoin dulu memulai dengan 100% dominasi. Dulu cuma dia satu-satunya pemain di lapangan. Lalu datang Ethereum pada 2015, setelah itu ribuan altcoin, dan dominasi BTC terus turun. Namun, masih jadi raja dalam hal kekuatan pasar.
Hubungan Terbalik yang Menggerakkan Jutaan
Saat dominasi Bitcoin naik, altcoin secara harfiah kehilangan pangsa pasar. Ini seperti permainan zero-sum dalam hal porsi pasar. Saat BTC menarik uang, altcoin jadi gersang.
Sebaliknya juga benar: saat dominasi BTC turun, itu karena modal berpindah ke Ethereum, Solana, atau yang sedang tren. Para trader menyebutnya musim altcoin (alt season).
Apa yang Mempengaruhi Angka Ini
Volatilitas pasar: Ini faktor utama. Saat semuanya anjlok, Bitcoin jatuh lebih sedikit (dalam persentase) daripada altcoin. Hasil otomatis: dominasinya naik.
Performa altcoin: Setiap kali ada blockchain baru atau proyek yang hype (Solana pada 2021, misalnya), sebagian pangsa pasar pindah ke sana.
Popularitas stablecoin: Ini yang agak abu-abu. Saat Tether, USDC, dan Binance USD tumbuh (karena orang panik dan cari perlindungan), mereka menyerap nilai yang sebelumnya ada di BTC dan altcoin. Hasilnya: dominasi Bitcoin berkurang.
Kenapa Trader Terobsesi dengan Ini
Indikator risiko: Dominasi BTC naik = pasar takut, uang lari ke aset “aman”. Dominasi BTC turun = FOMO maksimal, semua beli shitcoin dengan harapan 100x.
Timing masuk: Banyak trader pakai grafik ini untuk tahu kapan pindah antara BTC dan altcoin. Kalau lihat dominasi BTC di titik tertinggi, selanjutnya bisa jadi giliran altcoin meledak.
Bisa diperdagangkan sebagai instrumen: BTCDOM/USDT tersedia di futures perpetual. Ya, kamu bisa spekulasi langsung apakah BTC bakal makin dominan atau tidak.
Apakah Ini Bisa Diandalkan Sebagai Sinyal?
Bisa, tapi hati-hati. Dominasi Bitcoin merefleksikan sentimen pasar secara umum lebih baik dari hampir semua indikator lain. Kalau naik tajam, berarti memang ada rasa takut besar di pasar.
Tapi ini bukan bola kristal. Pasar kripto terus meluncurkan proyek baru setiap saat. Semakin banyak altcoin = makin kecil ruang dominasi BTC secara teori. Walaupun Bitcoin tetap di puncak, efek dilusi itu nyata.
Kuncinya: Pakai ini sebagai kompas, bukan peta harta karun. Gabungkan dengan indikator on-chain lain (aliran whale, likuidasi, dsb.) supaya dapat gambaran utuh.
Pola yang Terbukti
Saat BTCDOM sangat tinggi (80%+), secara historis gerakan selanjutnya biasanya ke altcoin. Kalau turun di bawah 40%, Bitcoin cenderung pulih karena trader bilang “oke, sudah cukup main altcoin”.
Ini mirip bandul. Nggak sempurna, tapi juga bukan acak.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Dominasi Bitcoin: Metrik yang Harus Dipahami Setiap Trader
Pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa saat Bitcoin naik, banyak altcoin malah tertinggal? Jawabannya ada pada satu angka yang mungkin sering kamu lihat di TradingView tapi belum benar-benar paham: dominasi Bitcoin.
Apa Sebenarnya Indikator Ini?
Sederhananya, ini adalah persentase nilai pasar Bitcoin dibandingkan total pasar kripto. Dengan market cap BTC sekitar $543 miliar dari total pasar kripto $1,18 triliun, dominasi Bitcoin ada di kisaran 46%.
Matematikanya simpel: (Kap BTC ÷ Total Kap Kripto) × 100 = Jawabanmu.
Tapi ini yang menarik: Bitcoin dulu memulai dengan 100% dominasi. Dulu cuma dia satu-satunya pemain di lapangan. Lalu datang Ethereum pada 2015, setelah itu ribuan altcoin, dan dominasi BTC terus turun. Namun, masih jadi raja dalam hal kekuatan pasar.
Hubungan Terbalik yang Menggerakkan Jutaan
Saat dominasi Bitcoin naik, altcoin secara harfiah kehilangan pangsa pasar. Ini seperti permainan zero-sum dalam hal porsi pasar. Saat BTC menarik uang, altcoin jadi gersang.
Sebaliknya juga benar: saat dominasi BTC turun, itu karena modal berpindah ke Ethereum, Solana, atau yang sedang tren. Para trader menyebutnya musim altcoin (alt season).
Apa yang Mempengaruhi Angka Ini
Volatilitas pasar: Ini faktor utama. Saat semuanya anjlok, Bitcoin jatuh lebih sedikit (dalam persentase) daripada altcoin. Hasil otomatis: dominasinya naik.
Performa altcoin: Setiap kali ada blockchain baru atau proyek yang hype (Solana pada 2021, misalnya), sebagian pangsa pasar pindah ke sana.
Popularitas stablecoin: Ini yang agak abu-abu. Saat Tether, USDC, dan Binance USD tumbuh (karena orang panik dan cari perlindungan), mereka menyerap nilai yang sebelumnya ada di BTC dan altcoin. Hasilnya: dominasi Bitcoin berkurang.
Kenapa Trader Terobsesi dengan Ini
Indikator risiko: Dominasi BTC naik = pasar takut, uang lari ke aset “aman”. Dominasi BTC turun = FOMO maksimal, semua beli shitcoin dengan harapan 100x.
Timing masuk: Banyak trader pakai grafik ini untuk tahu kapan pindah antara BTC dan altcoin. Kalau lihat dominasi BTC di titik tertinggi, selanjutnya bisa jadi giliran altcoin meledak.
Bisa diperdagangkan sebagai instrumen: BTCDOM/USDT tersedia di futures perpetual. Ya, kamu bisa spekulasi langsung apakah BTC bakal makin dominan atau tidak.
Apakah Ini Bisa Diandalkan Sebagai Sinyal?
Bisa, tapi hati-hati. Dominasi Bitcoin merefleksikan sentimen pasar secara umum lebih baik dari hampir semua indikator lain. Kalau naik tajam, berarti memang ada rasa takut besar di pasar.
Tapi ini bukan bola kristal. Pasar kripto terus meluncurkan proyek baru setiap saat. Semakin banyak altcoin = makin kecil ruang dominasi BTC secara teori. Walaupun Bitcoin tetap di puncak, efek dilusi itu nyata.
Kuncinya: Pakai ini sebagai kompas, bukan peta harta karun. Gabungkan dengan indikator on-chain lain (aliran whale, likuidasi, dsb.) supaya dapat gambaran utuh.
Pola yang Terbukti
Saat BTCDOM sangat tinggi (80%+), secara historis gerakan selanjutnya biasanya ke altcoin. Kalau turun di bawah 40%, Bitcoin cenderung pulih karena trader bilang “oke, sudah cukup main altcoin”.
Ini mirip bandul. Nggak sempurna, tapi juga bukan acak.