Perkembangan pesat AI menimbulkan sebuah pertanyaan penting: dapatkah kerangka regulasi mengikuti inovasi yang luar biasa? Virginia Dignam dari Badan Penasihat Tingkat Tinggi PBB tentang AI baru-baru ini berbagi pandangannya tentang keseimbangan yang rumit ini. Saat kecerdasan buatan membentuk kembali industri—termasuk teknologi terdesentralisasi dan aset digital—gap antara kemajuan teknologi dan tata kelola terus melebar. Apakah mekanisme pengawasan saat ini sudah memadai, atau apakah kita memerlukan pendekatan yang sepenuhnya baru?
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
13 Suka
Hadiah
13
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
NightAirdropper
· 6jam yang lalu
Sejujurnya, regulasi tidak akan pernah bisa mengejar laju inovasi, inilah daya tarik Web3.
Lihat AsliBalas0
CoffeeNFTrader
· 6jam yang lalu
Sejujurnya, regulasi tidak akan pernah bisa mengejar langkah inovasi, ini adalah hukum yang tidak terbantahkan. Apakah orang-orang di PBB dapat mengikuti kecepatan iterasi kode? Hehe
Lihat AsliBalas0
EternalMiner
· 6jam yang lalu
Regulasi tidak akan pernah bisa mengejar laju inovasi, daripada menunggu perdebatan di PBB, lebih baik membuat solusi terdesentralisasi sendiri.
Lihat AsliBalas0
LowCapGemHunter
· 6jam yang lalu
Regulasi tidak akan pernah mengejar inovasi, inilah mengapa Web3 adalah masa depan... Sistem UN itu terlalu lambat.
Lihat AsliBalas0
GasFeeCrier
· 6jam yang lalu
Regulasi tidak akan pernah mengejar langkah inovasi, ini adalah takdir. Begitu UN selesai rapat, teknologi sudah terbang ke Mars.
Perkembangan pesat AI menimbulkan sebuah pertanyaan penting: dapatkah kerangka regulasi mengikuti inovasi yang luar biasa? Virginia Dignam dari Badan Penasihat Tingkat Tinggi PBB tentang AI baru-baru ini berbagi pandangannya tentang keseimbangan yang rumit ini. Saat kecerdasan buatan membentuk kembali industri—termasuk teknologi terdesentralisasi dan aset digital—gap antara kemajuan teknologi dan tata kelola terus melebar. Apakah mekanisme pengawasan saat ini sudah memadai, atau apakah kita memerlukan pendekatan yang sepenuhnya baru?