Apakah arbitrase benar-benar semudah itu untuk menghasilkan uang? Saya akan mengupas logika dasar arbitrase kripto

Berbicara tentang menghasilkan uang dari trading kripto, kebanyakan orang akan langsung memikirkan “beli rendah jual tinggi”. Namun sebenarnya ada cara yang lebih stabil—trading arbitrase. Strategi ini menarik banyak pemula dan trader profesional dalam beberapa tahun terakhir karena risikonya relatif rendah.

Apa itu arbitrase? Kenapa risikonya rendah?

Sederhananya, arbitrase adalah memanfaatkan perbedaan harga aset yang sama di pasar yang berbeda untuk mendapatkan keuntungan. Misalnya BTC di exchange A dijual seharga $21.500, sementara di exchange B hanya $21.000. Kamu bisa beli di B, jual di A, dan meraih selisih keuntungannya.

Mengapa risikonya rendah? Karena kamu tidak perlu menebak arah pasar. Trading biasa butuh analisis teknikal, melihat grafik, menebak naik turun harga—semuanya permainan probabilitas. Tapi arbitrase berbeda, perbedaan harga benar-benar nyata. Kamu hanya perlu menangkap peluang dengan cepat, dan transaksinya selesai dalam hitungan menit. Waktu terpapar risiko singkat = risiko rendah.

Ada berapa macam cara arbitrase?

1. Arbitrase antar exchange (paling umum)

Arbitrase standar: Beli dan jual koin yang sama secara bersamaan di dua exchange berbeda. Cara ini paling langsung, tapi masalahnya exchange besar punya likuiditas tinggi dan selisih harga kecil, jadi sulit cari peluang besar.

Arbitrase regional: Menariknya, harga koin yang sama di exchange Korea bisa jauh lebih mahal daripada exchange internasional. Dalam sejarah, Curve Finance pernah premium hingga 600% di beberapa exchange Korea—ini daya tarik arbitrase regional. Tapi kekurangannya, banyak exchange lokal punya batasan registrasi.

Arbitrase di DEX: DEX menggunakan AMM (Automated Market Maker) untuk menentukan harga, yang kadang bisa sangat berbeda dari harga spot. Kamu bisa beli murah di DEX, jual mahal di CEX, atau sebaliknya.

2. Arbitrase di dalam satu exchange

Arbitrase Futures-Spot: Exchange menawarkan kontrak futures dengan “biaya pendanaan”—saat posisi long dan short tidak seimbang, pemegang long membayar pada pemegang short. Kamu bisa short futures dan beli spot untuk hedging, lalu dapatkan selisih biaya. Ini adalah sumber pendapatan stabil favorit institusi.

Arbitrase P2P: Di pasar OTC, seringkali harga beli dan jual tidak cocok. Kamu bisa pasang order beli dan jual sekaligus, ambil untung dari selisih harga. Modal rendah tapi harus hati-hati penipuan.

3. Arbitrase segitiga (tingkat lanjut)

Ini untuk pemain tingkat lanjut. Memanfaatkan ketidakcocokan harga di tiga pasangan koin, misalnya BTC/USDT, ETH/BTC, ETH/USDT, lalu melakukan transaksi dengan urutan tertentu untuk mendapat untung. Kedengarannya mudah, tapi faktor delay dan slippage bisa menggerus keuntungan, jadi butuh alat otomatis.

4. Arbitrase Opsi

Memanfaatkan perbedaan antara volatilitas implisit dan volatilitas aktual pada opsi. Misalnya harga opsi BTC memperkirakan volatilitas yang tidak sesuai dengan pergerakan nyata, sehingga terbuka peluang arbitrase. Tapi ini butuh pemahaman mendalam tentang derivatif.

Kelihatannya bagus, tapi di mana jebakannya?

Biaya tersembunyi Biaya trading, biaya penarikan, biaya jaringan, biaya konversi… Setelah semua dipotong, profit kecil bisa habis total. Kamu harus hitung ROI dengan presisi, kalau tidak bisa rugi.

Margin keuntungan kecil Selisih harga di exchange besar sudah sangat tipis, kadang hanya puluhan dolar. Untuk untung besar, kamu butuh modal besar. Akun kecil hampir mustahil main arbitrase.

Batas penarikan menghambat Banyak exchange punya batas penarikan harian/bulanan. Uang yang kamu dapat bisa saja terkunci, tidak bisa langsung ditarik.

Kecepatan adalah segalanya Peluang selisih harga hanya bertahan beberapa detik hingga menit. Manual tidak akan cukup cepat. Kebanyakan pelaku arbitrase pakai Bot otomatis untuk menangkap peluang.

Kenapa masih ada yang melakukannya?

Kondisi pasar saat ini cukup ramah untuk arbitrase:

• Ada lebih dari 750 exchange kripto di seluruh dunia, masing-masing punya harga sedikit berbeda
• Pasar kripto masih tahap awal, arus informasi belum merata
• Pesaing relatif sedikit (dibandingkan pasar saham)
• Koin dan pasangan trading baru sering membuka peluang selisih harga

Penutup

Arbitrase memang risikonya lebih rendah, tapi bukan tanpa risiko. Kamu butuh:

1. Modal awal yang cukup (untung tipis, volume besar)
2. Alat otomatis (manual terlalu lambat)
3. Kalkulasi biaya yang tepat (jangan sampai rugi sepeser pun)
4. Waspada penipuan dan risiko keamanan

Arbitrase lebih mirip “pendapatan stabil” daripada “cepat kaya” — cocok untuk trader yang sabar dan disiplin.