Panduan Lengkap Take Profit dan Stop Loss: Alat Manajemen Risiko Wajib untuk Trading Spot

Dalam trading spot, yang paling ditakutkan adalah ketika sudah untung setengah jalan lalu rugi lagi, atau rugi kecil jadi rugi besar. Saat inilah kamu butuh Take Profit (TP) dan Stop Loss (SL) untuk membantu. Singkatnya, satu berarti “sudah cukup untung, langsung keluar”, satu lagi “rugi tidak boleh lebih dari batas ini”.

Perbandingan TP/SL dengan Jenis Order Lain

Sekilas, order TP/SL, OCO, dan order bersyarat terlihat mirip, tapi cara penggunaan dana sangat berbeda:

Perbedaan ini sangat penting. Kalau dana kamu terbatas, order bersyarat lebih fleksibel.

Cara Pakai Order TP/SL? Ada Dua Cara

Cara Pertama: Langsung Set TP/SL

Kamu bisa mengatur order TP atau SL secara terpisah, termasuk harga aktivasi, harga order, dan jumlah. Begitu harga menyentuh harga aktivasi, sistem akan otomatis menjalankan order limit atau market.

Detail Penting:

• Order market langsung tereksekusi setelah trigger, tapi kamu tidak dapat harga terbaik
• Order limit masuk antrean order book setelah trigger, bisa saja tidak langsung tereksekusi

Tiga Skenario Umum:

Skenario 1: BTC turun dari 20000U ke 19000U langsung jual (stop loss market)

• Harga aktivasi: 19000U
• Setelah trigger, langsung jual di harga pasar terbaik
• Eksekusi cepat, tapi bisa terjadi slippage

Skenario 2: BTC naik dari 20000U ke 21000U, pasang order beli di 21000U (take profit limit)

• Harga aktivasi: 21000U
• Setelah trigger, pasang order beli di 21000U di order book
• Tunggu harga turun ke 21000U untuk tereksekusi

Skenario 3: BTC naik ke 21000U, pasang order jual di 21000U (take profit limit)

• Harga aktivasi: 21000U
• Jika harga beli pasar saat itu 21050U, order 21000U kamu langsung tereksekusi di 21050U (harga lebih baik)
• Jika harga turun menembus 21000U, order menunggu di order book

Cara Kedua: Order Beli + TP/SL (Order Kombo)

Cara ini lebih praktis—kamu pasang order beli limit, sekaligus preset TP dan SL. Begitu order beli tereksekusi, TP dan SL langsung aktif. Ini adalah logika OCO: dua order saling membatalkan, begitu satu kena, yang lain langsung batal.

Contoh Praktik:

Trader A melakukan:

• Pasang order beli 1BTC di 40000U
• Preset TP: saat harga ke 50000U, pasang order jual di 50500U
• Preset SL: saat harga ke 30000U, langsung jual market

Hasil:

• Jika BTC naik ke 50000U → TP aktif, jual di 50500U, SL otomatis batal
• Jika BTC turun ke 30000U → SL aktif, jual market, TP otomatis batal

Hal Penting yang Wajib Diketahui

⚠️ Order limit bisa tidak tereksekusi: Setelah aktif, belum tentu langsung match, tergantung likuiditas order book. Jika harga bergerak terlalu cepat ke arah sebaliknya, order limit bisa saja tidak terjual.

⚠️ Dana langsung terpakai: TP/SL order langsung mengunci dana saat dibuat, tidak seperti order bersyarat yang baru mengunci setelah trigger.

⚠️ Batas harga: Sistem membatasi deviasi harga TP/SL (misal tidak boleh lebih dari ±3% dari harga aktivasi) untuk mencegah order tembus jauh.

⚠️ Minimal order: Jika sisa dana setelah eksekusi kurang dari minimal trading, TP/SL bisa gagal dieksekusi.

Kesimpulan: TP/SL adalah wajib untuk manajemen risiko. Order market cepat tapi mahal, order limit lebih murah tapi bisa nyangkut. Dalam praktik, paling umum adalah order beli + kombinasi TP/SL, langsung kunci risiko dalam satu langkah.