Baru-baru ini saya melihat sebuah laporan yang memprediksi pasar token akan membengkak hingga $70,347 miliar pada tahun 2034. Sekilas memang terdengar gila. Tapi kalau diurai lebih dalam, logikanya sebenarnya tidak terlalu berlebihan.
Kondisi Meme Coin Saat Ini: 27% Investor Membeli, Tapi Bisakah Ini Bertahan?
Data Q2 2025 menunjukkan, meme coin sudah menyedot 27% perhatian investor kripto global. Dogecoin, Shiba Inu, dan koin-koin yang lahir dari komunitas serta dukungan selebritas, memang sudah jadi fenomena budaya. Tapi pertanyaannya—apa sebenarnya yang menopang nilainya?
Mayoritas meme coin tidak punya use case nyata, tokenomics-nya juga lemah. Begitu hype mereda, risiko jadi korban pasti muncul. Kalau mau bertahan lama, wajib punya skenario penggunaan riil; kalau tidak, pasti cepat tenggelam.
NFT Sudah Keluar dari “Penjara Koleksi Seni”
Jangan anggap NFT cuma karya seni digital. Sekarang trennya sudah naik kelas:
Sertifikasi Barang Mewah: LV, Hermès pakai NFT untuk lawan barang palsu, blockchain tidak bisa bohong
Properti On-Chain: Beli rumah bisa dibagi dalam beberapa token, investor ritel pun bisa masuk properti
Aset Gim: Model Play-to-Earn bikin main gim benar-benar bisa menghasilkan uang (meski berisiko)
Inilah cara memanfaatkan NFT yang benar—dari virtual ke nyata, dari koleksi ke aplikasi.
Ethereum Mahal Banget, Layer 2 Bisa Menyelamatkan?
Biaya gas Ethereum selangit, solusi Layer 2 (seperti Arbitrum, Optimism) jadi penyelamat. Jaringan lapis dua ini bisa membuat transaksi 10 kali lebih cepat, biaya turun 90%.
Adopsi besar-besaran Web3 sangat mengandalkan ini—tanpa Layer 2, pasar DeFi dan NFT tidak akan bisa berkembang pesat.
Tambang Emas Sebenarnya: Real World Asset On-Chain (RWA)
Inilah sektor paling potensial. Diprediksi pasar RWA bisa tembus $30 triliun pada 2030. Maksudnya? Segala aset dunia nyata—properti, emas, karya seni, obligasi—ditokenisasi dan diperdagangkan di blockchain.
Keuntungannya jelas:
Transaksi 24 jam, tak terhalang lokasi
Modal kecil bisa ikut investasi
Transparansi tinggi, settlement otomatis dengan smart contract
Ini bisa benar-benar merevolusi pasar keuangan, asalkan regulasi mampu mengikuti.
Kalau Regulasi Tidak Tembus, Semuanya Sia-Sia
Saat ini pemerintah di berbagai negara masih debat soal definisi token. Hak kekayaan intelektual, pajak, klasifikasi sekuritas… Semua ini belum jelas, institusi besar pun ogah masuk.
Hanya dengan kerangka hukum yang jelas institusi akan berani, tanpa itu, teknologi secanggih apapun tidak akan diadopsi massal.
Tokenomics Menentukan Hidup Mati
Suksesnya token ditentukan oleh tiga faktor:
Mekanisme Suplai: Pasokan tetap atau model inflasi?
Kegunaan Nyata: Kenapa token ini bernilai?
Distribusi: Apakah distribusi awalnya adil?
Kalau tokenomics-nya solid, proyek bisa bertahan. Kalau tidak, cuma jadi permainan berantai.
AI Mengubah Trader dan Manajemen Risiko
Bot trading AI sudah menganalisis pasar secara real-time, rebalancing otomatis. Tools seperti DeepSnitch AI memberi insight data on-chain bagi trader agar keputusan makin presisi.
Gabungan AI dan kripto masih baru mulai, potensinya masih luas.
Masuknya Institusi Adalah Titik Balik Sebenarnya
Antusiasme ritel tidak akan menggerakkan pasar, butuh dana institusi. Kini BlackRock, raksasa keuangan tradisional seperti BlackRock, mulai masuk kripto. Ini tanda kripto mulai jadi bagian dari portofolio aset, bukan sekadar spekulasi.
Kesimpulan: Peluang dan Risiko Selalu Ada
Pasar token memang tumbuh sangat cepat, tapi tidak semua proyek akan bertahan sampai valuasi $70 miliar itu. Yang bisa bertahan lama harus punya: aplikasi nyata, model ekonomi kuat, dan patuh regulasi.
Kalau mau ikut arus ini, jangan cuma lihat hype. Lihat tim, cek kode, pahami tokenomics-nya.
Disclaimer: Artikel ini hanya untuk referensi informasi, bukan saran investasi. Perdagangan aset kripto sangat berisiko, pastikan riset matang sebelum terjun.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Pasar Token Diperkirakan Tembus USD 70,3 Miliar pada 2034: Apa Logika Sebenarnya di Balik Ini?
Baru-baru ini saya melihat sebuah laporan yang memprediksi pasar token akan membengkak hingga $70,347 miliar pada tahun 2034. Sekilas memang terdengar gila. Tapi kalau diurai lebih dalam, logikanya sebenarnya tidak terlalu berlebihan.
Kondisi Meme Coin Saat Ini: 27% Investor Membeli, Tapi Bisakah Ini Bertahan?
Data Q2 2025 menunjukkan, meme coin sudah menyedot 27% perhatian investor kripto global. Dogecoin, Shiba Inu, dan koin-koin yang lahir dari komunitas serta dukungan selebritas, memang sudah jadi fenomena budaya. Tapi pertanyaannya—apa sebenarnya yang menopang nilainya?
Mayoritas meme coin tidak punya use case nyata, tokenomics-nya juga lemah. Begitu hype mereda, risiko jadi korban pasti muncul. Kalau mau bertahan lama, wajib punya skenario penggunaan riil; kalau tidak, pasti cepat tenggelam.
NFT Sudah Keluar dari “Penjara Koleksi Seni”
Jangan anggap NFT cuma karya seni digital. Sekarang trennya sudah naik kelas:
Inilah cara memanfaatkan NFT yang benar—dari virtual ke nyata, dari koleksi ke aplikasi.
Ethereum Mahal Banget, Layer 2 Bisa Menyelamatkan?
Biaya gas Ethereum selangit, solusi Layer 2 (seperti Arbitrum, Optimism) jadi penyelamat. Jaringan lapis dua ini bisa membuat transaksi 10 kali lebih cepat, biaya turun 90%.
Adopsi besar-besaran Web3 sangat mengandalkan ini—tanpa Layer 2, pasar DeFi dan NFT tidak akan bisa berkembang pesat.
Tambang Emas Sebenarnya: Real World Asset On-Chain (RWA)
Inilah sektor paling potensial. Diprediksi pasar RWA bisa tembus $30 triliun pada 2030. Maksudnya? Segala aset dunia nyata—properti, emas, karya seni, obligasi—ditokenisasi dan diperdagangkan di blockchain.
Keuntungannya jelas:
Ini bisa benar-benar merevolusi pasar keuangan, asalkan regulasi mampu mengikuti.
Kalau Regulasi Tidak Tembus, Semuanya Sia-Sia
Saat ini pemerintah di berbagai negara masih debat soal definisi token. Hak kekayaan intelektual, pajak, klasifikasi sekuritas… Semua ini belum jelas, institusi besar pun ogah masuk.
Hanya dengan kerangka hukum yang jelas institusi akan berani, tanpa itu, teknologi secanggih apapun tidak akan diadopsi massal.
Tokenomics Menentukan Hidup Mati
Suksesnya token ditentukan oleh tiga faktor:
Kalau tokenomics-nya solid, proyek bisa bertahan. Kalau tidak, cuma jadi permainan berantai.
AI Mengubah Trader dan Manajemen Risiko
Bot trading AI sudah menganalisis pasar secara real-time, rebalancing otomatis. Tools seperti DeepSnitch AI memberi insight data on-chain bagi trader agar keputusan makin presisi.
Gabungan AI dan kripto masih baru mulai, potensinya masih luas.
Masuknya Institusi Adalah Titik Balik Sebenarnya
Antusiasme ritel tidak akan menggerakkan pasar, butuh dana institusi. Kini BlackRock, raksasa keuangan tradisional seperti BlackRock, mulai masuk kripto. Ini tanda kripto mulai jadi bagian dari portofolio aset, bukan sekadar spekulasi.
Kesimpulan: Peluang dan Risiko Selalu Ada
Pasar token memang tumbuh sangat cepat, tapi tidak semua proyek akan bertahan sampai valuasi $70 miliar itu. Yang bisa bertahan lama harus punya: aplikasi nyata, model ekonomi kuat, dan patuh regulasi.
Kalau mau ikut arus ini, jangan cuma lihat hype. Lihat tim, cek kode, pahami tokenomics-nya.
Disclaimer: Artikel ini hanya untuk referensi informasi, bukan saran investasi. Perdagangan aset kripto sangat berisiko, pastikan riset matang sebelum terjun.