Setiap minggu selalu ada proyek koin baru bermunculan, tapi Layer 1 yang benar-benar kuat hanya ada dua—Solana dan Ethereum. Sebagai dua raksasa ekosistem, keduanya punya keunggulan masing-masing, juga kelemahannya sendiri. Pilih yang mana? Itu tergantung apa yang paling kamu utamakan.
Adu Kecepatan: SOL Benar-benar Mengungguli
Inovasi utama Solana adalah Proof of History (PoH), yang memberi stempel waktu pada transaksi sehingga node bisa mengatur transaksi lebih efisien. Hasilnya—SOL secara teori mampu menampung hingga 65.000 TPS, sementara ETH saat ini hanya 15-45 TPS.
Yang lebih gila lagi adalah biaya gas: biaya gas SOL kurang dari 1 sen, ETH saat jaringan sibuk bisa melonjak sampai puluhan dolar. Bagi pengguna DeFi yang sering transaksi atau pemain game play-to-earn, SOL adalah surga.
Bagaimana dengan serangan balik Ethereum? Upgrade Dencun, sharding Shapella… perbaikan ini bisa memangkas waktu finalisasi per blok ETH dari 30 menit jadi 12 detik, tapi itu urusan masa depan. Saat ini? SOL masih jadi raja kecepatan.
Keamanan & Desentralisasi: ETH Lebih Stabil, SOL Lebih Rumit
Keunggulan ETH: Proof of Stake sudah berjalan bertahun-tahun, dengan jaringan terdistribusi lebih dari 1 juta validator. Meski staking pool seperti Lido pernah menguasai lebih dari 30% ETH staking (menimbulkan kekhawatiran sentralisasi), tim ETH terus meningkatkan syarat validator lewat upgrade sharding, bertahap menyelesaikan masalah ini.
Masalah SOL: Menggunakan mekanisme DPoS, validator harus disetujui sebelum bergabung ke jaringan. Memang lebih cepat, tapi risiko sentralisasi besar. Yang paling fatal—SOL pernah beberapa kali mengalami pemadaman jaringan, pada 2022 saja beberapa kali down. Artinya, jika jaringan validator bermasalah, seluruh jaringan bisa lumpuh. Solana sedang mengembangkan Firedancer untuk memperbaiki masalah ini, tapi saat ini masih jadi kelemahan.
Sejarah ETH memang belum lama (dibandingkan BTC), tapi beberapa tahun terakhir sudah “uji tempur” dan catatan uptime tanpa gangguan sangat berharga.
Ekosistem: ETH Sudah Menang, SOL Mengejar
Total Value Locked (TVL) bisa menjelaskan semuanya—TVL ekosistem ETH jauh melampaui SOL. Kenapa?
Keunggulan sebagai pionir: Sejak 2015 sudah memperkenalkan smart contract, semua pemain besar DeFi bermula di ETH
Efek jaringan: Protokol banyak → pengguna banyak → likuiditas dalam → proyek baru berdatangan → efek jaringan makin kuat
Stabilitas & kepercayaan: RWA (tokenisasi aset riil), penitipan aset bernilai tinggi, pengguna lebih percaya ETH
Keunggulan SOL adalah aplikasi-aplikasi baru—game on-chain, proyek NFT, alat trading frekuensi tinggi cepat terkumpul. Belum lama ini, volume trading DEX di SOL bahkan sempat melampaui ETH.
Dominasi ETH Mulai Menurun—Ini Penting
Lihat indikator penting: Dominasi ETH (persentase market cap ETH terhadap total market cap crypto).
Data terbaru menunjukkan:
Sinyal death cross muncul (rata-rata 50 hari turun melewati rata-rata 200 hari)
Indikator RSI menunjukkan momentum melemah
Trader mulai rotasi dari ETH ke SOL dan koin potensial lainnya
Ini memberi peluang untuk SOL. Namun bukan berarti SOL akan “menggantikan” ETH, melainkan keduanya akan bersaing secara berbeda:
Masa depan ETH: Aplikasi keuangan kompleks, RWA, tempat aman untuk aset besar. Seperti emas, mengejar stabilitas dan keamanan.
Masa depan SOL: Trading kecepatan tinggi, aplikasi real-time, game, dan DApp konsumen. Layaknya pasar trading paling likuid.
Firedancer Akan Mengubah Permainan?
Solana akan merilis klien validator Firedancer yang diklaim mampu mencapai 600.000 TPS di lingkungan pengujian. Jika benar, ditambah pelonggaran sistem perizinan, desentralisasi dan reliabilitas SOL akan meningkat drastis. Ini mungkin upgrade paling layak ditunggu di 2025.
Harus Pilih yang Mana?
Main DeFi/pegang dana besar → ETH (ekosistem matang, aman, terpercaya)
Main meme coin/GameFi/transaksi sering → SOL (murah, cepat, biaya rendah)
Solusi paling optimal ke depan → Pakai dua-duanya. Jembatan lintas chain makin matang, bisa trading di SOL, simpan dana di ETH—itulah masa depan sebenarnya
Ini bukan soal “siapa menang siapa kalah”, melainkan era diferensiasi ekosistem.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
SOL vs ETH: Siapa Raja Layer 1 di 2025?
Perang Ini Belum Ada Kesimpulan
Setiap minggu selalu ada proyek koin baru bermunculan, tapi Layer 1 yang benar-benar kuat hanya ada dua—Solana dan Ethereum. Sebagai dua raksasa ekosistem, keduanya punya keunggulan masing-masing, juga kelemahannya sendiri. Pilih yang mana? Itu tergantung apa yang paling kamu utamakan.
Adu Kecepatan: SOL Benar-benar Mengungguli
Inovasi utama Solana adalah Proof of History (PoH), yang memberi stempel waktu pada transaksi sehingga node bisa mengatur transaksi lebih efisien. Hasilnya—SOL secara teori mampu menampung hingga 65.000 TPS, sementara ETH saat ini hanya 15-45 TPS.
Yang lebih gila lagi adalah biaya gas: biaya gas SOL kurang dari 1 sen, ETH saat jaringan sibuk bisa melonjak sampai puluhan dolar. Bagi pengguna DeFi yang sering transaksi atau pemain game play-to-earn, SOL adalah surga.
Bagaimana dengan serangan balik Ethereum? Upgrade Dencun, sharding Shapella… perbaikan ini bisa memangkas waktu finalisasi per blok ETH dari 30 menit jadi 12 detik, tapi itu urusan masa depan. Saat ini? SOL masih jadi raja kecepatan.
Keamanan & Desentralisasi: ETH Lebih Stabil, SOL Lebih Rumit
Keunggulan ETH: Proof of Stake sudah berjalan bertahun-tahun, dengan jaringan terdistribusi lebih dari 1 juta validator. Meski staking pool seperti Lido pernah menguasai lebih dari 30% ETH staking (menimbulkan kekhawatiran sentralisasi), tim ETH terus meningkatkan syarat validator lewat upgrade sharding, bertahap menyelesaikan masalah ini.
Masalah SOL: Menggunakan mekanisme DPoS, validator harus disetujui sebelum bergabung ke jaringan. Memang lebih cepat, tapi risiko sentralisasi besar. Yang paling fatal—SOL pernah beberapa kali mengalami pemadaman jaringan, pada 2022 saja beberapa kali down. Artinya, jika jaringan validator bermasalah, seluruh jaringan bisa lumpuh. Solana sedang mengembangkan Firedancer untuk memperbaiki masalah ini, tapi saat ini masih jadi kelemahan.
Sejarah ETH memang belum lama (dibandingkan BTC), tapi beberapa tahun terakhir sudah “uji tempur” dan catatan uptime tanpa gangguan sangat berharga.
Ekosistem: ETH Sudah Menang, SOL Mengejar
Total Value Locked (TVL) bisa menjelaskan semuanya—TVL ekosistem ETH jauh melampaui SOL. Kenapa?
Keunggulan SOL adalah aplikasi-aplikasi baru—game on-chain, proyek NFT, alat trading frekuensi tinggi cepat terkumpul. Belum lama ini, volume trading DEX di SOL bahkan sempat melampaui ETH.
Dominasi ETH Mulai Menurun—Ini Penting
Lihat indikator penting: Dominasi ETH (persentase market cap ETH terhadap total market cap crypto).
Data terbaru menunjukkan:
Ini memberi peluang untuk SOL. Namun bukan berarti SOL akan “menggantikan” ETH, melainkan keduanya akan bersaing secara berbeda:
Masa depan ETH: Aplikasi keuangan kompleks, RWA, tempat aman untuk aset besar. Seperti emas, mengejar stabilitas dan keamanan.
Masa depan SOL: Trading kecepatan tinggi, aplikasi real-time, game, dan DApp konsumen. Layaknya pasar trading paling likuid.
Firedancer Akan Mengubah Permainan?
Solana akan merilis klien validator Firedancer yang diklaim mampu mencapai 600.000 TPS di lingkungan pengujian. Jika benar, ditambah pelonggaran sistem perizinan, desentralisasi dan reliabilitas SOL akan meningkat drastis. Ini mungkin upgrade paling layak ditunggu di 2025.
Harus Pilih yang Mana?
Ini bukan soal “siapa menang siapa kalah”, melainkan era diferensiasi ekosistem.