Pasar kripto punya bahasanya sendiri, dan salah satu indikator yang paling sering diabaikan oleh pemula adalah dominasi ETH. Sementara Bitcoin menarik perhatian dengan rekor tertingginya, Ethereum bermain di level yang berbeda di belakang layar.
Apa Sebenarnya Arti Dominasi ETH?
Bayangkan seperti ini: jika seluruh uang di kripto adalah sebuah pizza, dominasi ETH mengukur berapa persen bagian pizzanya milik Ethereum. Perhitungannya sederhana: (Market Cap ETH / Market Cap Total Kripto) × 100.
Akhir September 2025, potongan itu berada di kisaran 13-15%. Terlihat kecil, tapi ini yang menarik: hanya 5 bulan sebelumnya (April 2025), potongan tersebut sempat turun ke 6,95%, level terendah dalam sejarah. Itu artinya, modal berpindah besar-besaran dari Ethereum ke altcoin yang lebih kecil atau bahkan keluar dari pasar.
Rebound yang Tak Terduga
Dari April hingga Juli 2025, dominasi ETH hampir dua kali lipat. Apa yang terjadi? Dua hal kunci:
Pembaruan Pectra (Mei 2025): Mengatasi masalah teknis nyata yang membatasi kecepatan Ethereum
ETF spot disetujui: BlackRock, Fidelity, dan raksasa keuangan lainnya meluncurkan produk yang memungkinkan investor tradisional membeli ETH tanpa ribet
Ini bukan sekadar isu teknis. Ini adalah uang institusi yang kembali masuk ke Ethereum setelah melihat fundamentalnya tetap kokoh.
BTC vs ETH: Permainan Rotasi Modal
Di sinilah jadi strategis. Bitcoin dan Ethereum tidak bersaing langsung; dominasi mereka mengungkapkan di mana selera risiko pasar.
Saat dominasi Bitcoin naik (terutama di atas 55%), artinya investor mencari keamanan. Seolah berkata: “Saya pilih yang aman saja.”
Saat dominasi Bitcoin turun, sementara Ethereum naik, itu sinyal sebaliknya: trader siap mengambil risiko lebih dan mencari imbal hasil lebih besar di Ethereum dan altcoin.
Antara April dan Juli 2025, dominasi Bitcoin turun dari 56% ke 52% sementara ETH kembali menguat. Itu adalah pertanda dimulainya “musim altcoin”.
Kenapa Penting di Dunia Nyata?
Ethereum tetap mendominasi DeFi seperti tidak ada tandingannya: menguasai 60-63% total value locked di seluruh blockchain. Solusi Layer 2 (Arbitrum, Optimism) memperluas kapasitas tanpa memecah ekosistem.
Terjemahan praktis untuk trader:
Saat dominasi naik + harga naik = sinyal bullish kuat untuk ETH
Saat dominasi turun setelah tinggi = saatnya rotasi ke altcoin
Saat dominasi turun tapi harga ETH bertahan = kripto lain rontok lebih parah (relatif kuat)
Kesalahan yang Sering Terjadi
Kesalahan #1: Mengira dominasi sama dengan harga. ETH bisa naik dominasinya meski harga turun (asalkan yang lain jatuh lebih dalam).
Kesalahan #2: Panik terhadap perubahan harian 1-2 persen. Itu hanya noise jangka pendek. Amati tren mingguan atau bulanan.
Kesalahan #3: Menggunakan dominasi sebagai indikator tunggal. Padukan dengan volume trading, funding rate, dan aktivitas on-chain.
Di Mana Memantau Ini
TradingView: Simbol ETH.D (plus alat analisis lainnya)
CoinMarketCap/CoinGecko: Antarmuka lebih simpel, cocok untuk pemula
Update real time; TradingView tiap beberapa detik
Gambaran Saat Ini
Pemulihan ETH dari 6,95% ke 13-15% di 2025 bukan sekadar rebound teknis acak. Ini adalah konfirmasi bahwa Ethereum tetap menjadi pusat ekonomi kripto, dengan fundamental yang menjelaskan penurunan sebelumnya.
Level kunci yang perlu diawasi: support kuat di 7%, resistance sekitar 20%.
Kesimpulan: memahami dominasi ETH itu seperti punya radar sentimen pasar. Gunakan untuk mengantisipasi rotasi modal, bukan sebagai satu-satunya indikator. Kombinasi dominasi + harga + volume = kompas yang cukup handal untuk menavigasi pasar volatil ini.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Dominasi Ethereum: Lebih dari Sekadar Angka
Pasar kripto punya bahasanya sendiri, dan salah satu indikator yang paling sering diabaikan oleh pemula adalah dominasi ETH. Sementara Bitcoin menarik perhatian dengan rekor tertingginya, Ethereum bermain di level yang berbeda di belakang layar.
Apa Sebenarnya Arti Dominasi ETH?
Bayangkan seperti ini: jika seluruh uang di kripto adalah sebuah pizza, dominasi ETH mengukur berapa persen bagian pizzanya milik Ethereum. Perhitungannya sederhana: (Market Cap ETH / Market Cap Total Kripto) × 100.
Akhir September 2025, potongan itu berada di kisaran 13-15%. Terlihat kecil, tapi ini yang menarik: hanya 5 bulan sebelumnya (April 2025), potongan tersebut sempat turun ke 6,95%, level terendah dalam sejarah. Itu artinya, modal berpindah besar-besaran dari Ethereum ke altcoin yang lebih kecil atau bahkan keluar dari pasar.
Rebound yang Tak Terduga
Dari April hingga Juli 2025, dominasi ETH hampir dua kali lipat. Apa yang terjadi? Dua hal kunci:
Ini bukan sekadar isu teknis. Ini adalah uang institusi yang kembali masuk ke Ethereum setelah melihat fundamentalnya tetap kokoh.
BTC vs ETH: Permainan Rotasi Modal
Di sinilah jadi strategis. Bitcoin dan Ethereum tidak bersaing langsung; dominasi mereka mengungkapkan di mana selera risiko pasar.
Saat dominasi Bitcoin naik (terutama di atas 55%), artinya investor mencari keamanan. Seolah berkata: “Saya pilih yang aman saja.”
Saat dominasi Bitcoin turun, sementara Ethereum naik, itu sinyal sebaliknya: trader siap mengambil risiko lebih dan mencari imbal hasil lebih besar di Ethereum dan altcoin.
Antara April dan Juli 2025, dominasi Bitcoin turun dari 56% ke 52% sementara ETH kembali menguat. Itu adalah pertanda dimulainya “musim altcoin”.
Kenapa Penting di Dunia Nyata?
Ethereum tetap mendominasi DeFi seperti tidak ada tandingannya: menguasai 60-63% total value locked di seluruh blockchain. Solusi Layer 2 (Arbitrum, Optimism) memperluas kapasitas tanpa memecah ekosistem.
Terjemahan praktis untuk trader:
Kesalahan yang Sering Terjadi
Kesalahan #1: Mengira dominasi sama dengan harga. ETH bisa naik dominasinya meski harga turun (asalkan yang lain jatuh lebih dalam).
Kesalahan #2: Panik terhadap perubahan harian 1-2 persen. Itu hanya noise jangka pendek. Amati tren mingguan atau bulanan.
Kesalahan #3: Menggunakan dominasi sebagai indikator tunggal. Padukan dengan volume trading, funding rate, dan aktivitas on-chain.
Di Mana Memantau Ini
Gambaran Saat Ini
Pemulihan ETH dari 6,95% ke 13-15% di 2025 bukan sekadar rebound teknis acak. Ini adalah konfirmasi bahwa Ethereum tetap menjadi pusat ekonomi kripto, dengan fundamental yang menjelaskan penurunan sebelumnya.
Level kunci yang perlu diawasi: support kuat di 7%, resistance sekitar 20%.
Kesimpulan: memahami dominasi ETH itu seperti punya radar sentimen pasar. Gunakan untuk mengantisipasi rotasi modal, bukan sebagai satu-satunya indikator. Kombinasi dominasi + harga + volume = kompas yang cukup handal untuk menavigasi pasar volatil ini.