Minggu ini Bolivia kembali menjadi sorotan kripto. USDT diperdagangkan pada Bs 12.43 (beli) dan Bs 12.35 (jual) di pasar paralel—sebuah premium signifikan yang mencerminkan sesuatu yang lebih dalam daripada sekadar spekulasi.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Bukan hanya permintaan. Bolivia menghadapi koktail beracun: ketidakpastian politik + depresiasi boliviano + pembatasan devisa. Orang-orang mencari perlindungan, dan stablecoin adalah pintu yang paling mudah diakses. Tapi inilah yang menarik: pemerintah baru saja mengumumkan beli bahan bakar dengan cryptocurrency, yang secara paradoks meningkatkan tekanan pada USDT.
Inti dari masalah
Penawaran terbatas (pembatasan bank) + permintaan meledak (dolarisasi de facto) = ketidakseimbangan brutal. Hadiah USDT terhadap nilai tukar resmi adalah jurang antara realitas ekonomi dan fiksi resmi.
Dan sekarang apa?
Otoritas sedang diam. Jika mereka tidak segera mengatur, kita akan melihat lebih banyak distorsi di pasar valuta asing. Jika mereka mengatur secara ketat, lebih banyak orang akan beralih ke kripto. Ini adalah dilema klasik antara kontrol modal dan kebebasan finansial.
Poin kunci: Ketika sebuah negara mengalami krisis, stablecoin bukanlah tren—melainkan kebutuhan. Bolivia adalah gejala, bukan pengecualian.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Bolivia: USDT meloncat di pasar paralel, apakah ada krisis kepercayaan pada boliviano?
Minggu ini Bolivia kembali menjadi sorotan kripto. USDT diperdagangkan pada Bs 12.43 (beli) dan Bs 12.35 (jual) di pasar paralel—sebuah premium signifikan yang mencerminkan sesuatu yang lebih dalam daripada sekadar spekulasi.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Bukan hanya permintaan. Bolivia menghadapi koktail beracun: ketidakpastian politik + depresiasi boliviano + pembatasan devisa. Orang-orang mencari perlindungan, dan stablecoin adalah pintu yang paling mudah diakses. Tapi inilah yang menarik: pemerintah baru saja mengumumkan beli bahan bakar dengan cryptocurrency, yang secara paradoks meningkatkan tekanan pada USDT.
Inti dari masalah
Penawaran terbatas (pembatasan bank) + permintaan meledak (dolarisasi de facto) = ketidakseimbangan brutal. Hadiah USDT terhadap nilai tukar resmi adalah jurang antara realitas ekonomi dan fiksi resmi.
Dan sekarang apa?
Otoritas sedang diam. Jika mereka tidak segera mengatur, kita akan melihat lebih banyak distorsi di pasar valuta asing. Jika mereka mengatur secara ketat, lebih banyak orang akan beralih ke kripto. Ini adalah dilema klasik antara kontrol modal dan kebebasan finansial.
Poin kunci: Ketika sebuah negara mengalami krisis, stablecoin bukanlah tren—melainkan kebutuhan. Bolivia adalah gejala, bukan pengecualian.