Masih ingat dengan krisis uang yang terjadi secara diam-diam di tahun 2019? Sekarang melihat kembali, krisis likuiditas itu memberikan pelajaran yang nyata kepada para investor dunia kripto—arus gelap TradFi, tidak pernah membiarkan pasar kripto lolos.

Ketika ekspansi utang pemerintah AS, penutupan pemerintah, dan dana lindung nilai yang gila-gilaan menggunakan leverage bertemu, likuiditas pasar repos langsung terputus. Anda mungkin bertanya: apa hubungannya dengan dunia kripto? Hubungannya sangat besar. Cara lembaga Wall Street meminjam uang dan menggunakan leverage di pasar repos, pada dasarnya adalah hal yang sama dengan cara kita menggunakan leverage dalam perdagangan kontrak dan protokol DeFi—semuanya adalah meminjam uang untuk bertaruh pada arah.

Masalahnya adalah, ketika suku bunga repurchase melonjak, rantai dana institusi langsung ketat. Apa yang akan mereka lakukan? Mereka akan lebih memilih untuk menjual aset yang volatil untuk mendapatkan cash. Bitcoin, Ethereum dan koin enkripsi lainnya jelas masuk dalam kategori risiko tinggi, sehingga menjadi objek pertama yang dijual. Yang lebih parah, penghentian pemerintah membuat data ekonomi menjadi tidak akurat, respons kebijakan terlambat, dan emosi ketakutan di pasar menyebar seperti virus ke dunia kripto. Mereka yang bergantung pada dorongan dana, dalam sekejap 'kehilangan darah' - koin utama jatuh tajam dalam jangka pendek, dan gelombang likuidasi kontrak berleveraj datang bertubi-tubi.

Namun, berbicara tentang hal itu, krisis sering kali menyimpan peluang. Krisis likuiditas tahun 2019 pada dasarnya adalah masalah distribusi likuiditas, bukan seluruh sistem yang akan runtuh. Ketika Federal Reserve turun tangan dan menyuntikkan likuiditas, aset berisiko justru akan terlebih dahulu rebound. Bagi kita para pemain dunia kripto, kuncinya sekarang adalah jangan menyentuh kontrak dengan leverage tinggi—likuidasi datang lebih cepat daripada yang kamu bayangkan. Pegang dengan baik aset fisik, tunggu sampai emosi panik mereda, itu baru jendela penataan yang sebenarnya. Aset yang mampu bertahan dalam ujian siklus likuiditas, setelah badai pasti akan mendapatkan kesempatan penetapan harga kembali.