Pemerintah Amerika Serikat kali ini mengalami penutupan yang menciptakan situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya—Gedung Putih secara langsung mengumumkan bahwa karena waktu penutupan yang terlalu lama (lebih dari satu setengah bulan), data pekerjaan non-pertanian bulan Oktober dan indikator inti inflasi CPI mungkin hilang secara permanen.
Kini para analis Wall Street kebingungan.
Perlu diketahui, data-data ini selalu menjadi referensi penting bagi Federal Reserve dalam merumuskan kebijakan moneter. Sekarang data tiba-tiba terputus, keputusan Federal Reserve menjadi seperti mengemudikan mobil dengan mata tertutup, apakah akan menurunkan suku bunga atau tidak, pada dasarnya hanya bisa bergantung pada perasaan. Volatilitas pasar? Tentu saja akan diperbesar.
Bagi pasar kripto, ini mungkin merupakan pedang bermata dua. Bitcoin sudah sangat sensitif terhadap ketidakpastian, dan kekacauan semacam ini sering kali memperkuat sifatnya sebagai aset pelindung. Namun, masalahnya adalah ketidakhadiran data CPI membuat semua orang menebak-nebak - jika data pengganti yang dirilis oleh lembaga swasta menunjukkan rebound inflasi, ketakutan dapat memicu penjualan; sebaliknya, jika data inflasi menunjukkan pelonggaran, aset berisiko akan mengalami lonjakan, dengan cryptocurrency menjadi yang pertama.
Lebih menarik perhatian adalah peringatan lain dari Gedung Putih: penghentian pemerintah dapat menyebabkan GDP AS turun 2% pada kuartal keempat. Jika ekspektasi resesi benar-benar meningkat, ke mana dana dari pasar tradisional akan berlari? Pengalaman sejarah memberi tahu kita bahwa bidang kripto dan aset terkait emas sering kali menjadi tempat berlindung.
Lalu, apa yang harus dilakukan oleh investor biasa?
Dalam jangka pendek, perlu memperhatikan sumber data alternatif—laporan pekerjaan sektor swasta, aliran dana di blockchain, dan indikator-indikator tersebut. Aset dengan volatilitas tinggi seperti BTC dan ETH mungkin memiliki peluang jangka pendek.
Saran strategi garis tengah adalah untuk secara bertahap membangun posisi di beberapa aset yang "anti resesi", seperti protokol stablecoin terdesentralisasi, platform pinjaman terkemuka, dan sejenisnya.
Pandangan jangka panjang lebih menarik: ketika kepercayaan pemerintah tradisional terganggu karena terhentinya kegiatan, justru saat itulah narasi Bitcoin sebagai "emas digital" diperkuat. Pernyataan nilai aset terdesentralisasi akan menjadi lebih meyakinkan.
Singkatnya, ketika sistem keuangan tradisional terjebak dalam kabut data, sistem transparan dan dapat diverifikasi dari blockchain justru terlihat lebih dapat diandalkan. Gelombang ketidakpastian ini mungkin sedang merombak logika aliran dana.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
9 Suka
Hadiah
9
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
BoredStaker
· 1jam yang lalu
Pemerintah melakukan banyak hal itu untuk apa, BTC sudah selesai.
Pemerintah Amerika Serikat kali ini mengalami penutupan yang menciptakan situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya—Gedung Putih secara langsung mengumumkan bahwa karena waktu penutupan yang terlalu lama (lebih dari satu setengah bulan), data pekerjaan non-pertanian bulan Oktober dan indikator inti inflasi CPI mungkin hilang secara permanen.
Kini para analis Wall Street kebingungan.
Perlu diketahui, data-data ini selalu menjadi referensi penting bagi Federal Reserve dalam merumuskan kebijakan moneter. Sekarang data tiba-tiba terputus, keputusan Federal Reserve menjadi seperti mengemudikan mobil dengan mata tertutup, apakah akan menurunkan suku bunga atau tidak, pada dasarnya hanya bisa bergantung pada perasaan. Volatilitas pasar? Tentu saja akan diperbesar.
Bagi pasar kripto, ini mungkin merupakan pedang bermata dua. Bitcoin sudah sangat sensitif terhadap ketidakpastian, dan kekacauan semacam ini sering kali memperkuat sifatnya sebagai aset pelindung. Namun, masalahnya adalah ketidakhadiran data CPI membuat semua orang menebak-nebak - jika data pengganti yang dirilis oleh lembaga swasta menunjukkan rebound inflasi, ketakutan dapat memicu penjualan; sebaliknya, jika data inflasi menunjukkan pelonggaran, aset berisiko akan mengalami lonjakan, dengan cryptocurrency menjadi yang pertama.
Lebih menarik perhatian adalah peringatan lain dari Gedung Putih: penghentian pemerintah dapat menyebabkan GDP AS turun 2% pada kuartal keempat. Jika ekspektasi resesi benar-benar meningkat, ke mana dana dari pasar tradisional akan berlari? Pengalaman sejarah memberi tahu kita bahwa bidang kripto dan aset terkait emas sering kali menjadi tempat berlindung.
Lalu, apa yang harus dilakukan oleh investor biasa?
Dalam jangka pendek, perlu memperhatikan sumber data alternatif—laporan pekerjaan sektor swasta, aliran dana di blockchain, dan indikator-indikator tersebut. Aset dengan volatilitas tinggi seperti BTC dan ETH mungkin memiliki peluang jangka pendek.
Saran strategi garis tengah adalah untuk secara bertahap membangun posisi di beberapa aset yang "anti resesi", seperti protokol stablecoin terdesentralisasi, platform pinjaman terkemuka, dan sejenisnya.
Pandangan jangka panjang lebih menarik: ketika kepercayaan pemerintah tradisional terganggu karena terhentinya kegiatan, justru saat itulah narasi Bitcoin sebagai "emas digital" diperkuat. Pernyataan nilai aset terdesentralisasi akan menjadi lebih meyakinkan.
Singkatnya, ketika sistem keuangan tradisional terjebak dalam kabut data, sistem transparan dan dapat diverifikasi dari blockchain justru terlihat lebih dapat diandalkan. Gelombang ketidakpastian ini mungkin sedang merombak logika aliran dana.