Rugi besar malam itu bukan karena harga jatuh tajam.

Itu karena jarum iblis itu.

Pasar sangat tenang sampai menakutkan.

Bitcoin berdiam diri sepanjang malam, fluktuasi kurang dari 50 dolar.

Akai menatap layar, semakin lama semakin merasa ada yang tidak beres:

"Begitu tenang... pasti akan ada perubahan arah, kan?"

Setelah ragu selama tiga detik, dia akhirnya menekan tombol buka posisi.

Leverage 10 kali, long.

Baru saja pesanan terisi—

K-line langsung menyambar ke bawah secara tiba-tiba!

Satu garis bayangan bawah yang panjang, langsung menembus level support.

Layar muncul notifikasi likuidasi paksa, saldo akun menjadi nol.

Dia bingung selama setengah menit:

"??? Apa yang terjadi?"

Lebih gila lagi—

Harga perlahan naik kembali ke posisi semula,

Seperti tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.

Posisinya hilang, pasar tetap di tempat.

Pada saat itu dia akhirnya mengerti:

Yang diambil oleh bandar bukanlah modalmu,

tapi impulsivitasmu.

Mereka menciptakan jebakan breakout palsu, memasang bait order,

Menunggu kamu tidak tahan dan ikut terburu-buru,

Lalu—sebatang jarum menyapu bersih semua posisi leverage tinggi.

Kamu mempelajari indikator teknikal,

Mereka mempelajari daya tahan psikologimu.

Kamu memperhatikan grafik mencari peluang,

Mereka memperhatikan volume posisi mencari mangsa.

Bandar tidak takut kamu melihat chart,

Yang mereka takutkan adalah kamu mampu menahan diri.

Kemudian Akai mengingat satu prinsip:

"Memahami K-line tidak cukup, harus memahami aturan mainnya.

Mengejar kenaikan dan menjual saat jatuh tidak sebanding dengan menunggu irama pasar."

Sejak saat itu, dia tidak pernah lagi menyentuh pasar yang aneh dan datar.

Karena dia mengerti—

Yang dihapus bukanlah uangmu,

Tapi emosimu dan kesabaranmu.