Pernyataan bom yang dilontarkan Trump baru-baru ini: Amerika Serikat mungkin menghadapi tekanan pengembalian tarif yang melebihi 3 triliun dolar. Dia bahkan menggunakan istilah ekstrem seperti "negara sulit untuk bertahan." Angka ini jelas bukan jumlah yang kecil.

Apa konsep 30 triliun? Ini kira-kira setara dengan sepuluh persen dari PDB tahunan AS, bahkan lebih banyak daripada total pengurangan neraca yang dilakukan Federal Reserve dalam beberapa putaran terakhir. Jika uang ini benar-benar harus dibayar, arus kas Departemen Keuangan AS akan langsung tertekan. Yang lebih penting, ini akan langsung menggoyahkan kepercayaan investor global terhadap dolar AS — bagaimanapun juga, status dolar tidak didukung oleh kekuatan, tetapi oleh kredit.

Ketika kepercayaan terhadap dolar mulai retak, kemana dana akan mengalir? Di antara aset safe haven tradisional, emas adalah pilihan lama, tetapi likuiditas dan kemudahan tetap menjadi pertimbangan. Bitcoin pada saat ini terlihat sangat istimewa: total jumlahnya tetap 21 juta koin, tidak terpengaruh oleh negara mana pun, dan secara alami memiliki sifat tahan inflasi. Dalam sejarah, setiap kali terjadi krisis mata uang fiat besar-besaran, BTC telah menunjukkan karakteristik safe haven yang jelas.

Tentu saja, ini tidak berarti bahwa dolar akan segera runtuh. Namun, tekanan fiskal memang sedang terakumulasi, dan permintaan pasar untuk aset alternatif juga perlahan meningkat. Apakah cryptocurrency benar-benar dapat mengambil alih arus dana ini, masih harus dilihat dari arah kebijakan selanjutnya dan reaksi pasar. Namun setidaknya secara logis, peringatan fiskal Amerika kali ini memberikan titik tumpu narasi yang langka bagi pasar crypto.

Secara sederhana, semakin banyak masalah yang terungkap dalam sistem keuangan tradisional, semakin mudah nilai aset terdesentralisasi untuk ditinjau ulang. Ini mungkin tidak se-ekstrem "seratus tahun sekali", tetapi memang merupakan momen titik balik yang patut diperhatikan.