Baru-baru ini, saham di bidang kecerdasan buatan (AI) telah memicu gelombang antusiasme di kalangan investor. Orang-orang dari perusahaan semikonduktor hingga berbagai penyedia solusi AI, semuanya memperhatikan rekan-rekan yang mendominasi berbagai bidang AI. Salah satu saham AI yang banyak diperhatikan di Wall Street adalah Palantir (kode saham: PLTR). Anda mungkin bertanya, mengapa saham ini belakangan ini menarik minat begitu banyak analis? Mari kita bahas bersama.
Pertama, Palantir adalah penyedia perangkat lunak utama yang dikenal karena produk inovatifnya di bidang AI. Pada kuartal kedua tahun 2025, mereka menyerahkan laporan kinerja yang mengesankan, terutama dengan pertumbuhan signifikan dalam kerjasama bisnis dengan pemerintah Amerika Serikat. Secara khusus, laporan tersebut menunjukkan bahwa pendapatan bisnis perusahaan dengan pemerintah Amerika Serikat mencapai 426 juta dolar, meningkat 53% dibandingkan tahun lalu. Data ini jelas membuat para analis merasa bersemangat, dan berbagai lembaga segera menaikkan harga target saham Palantir. Misalnya, salah satu saluran terkemuka menaikkan harga target saham ini dari 158 dolar menjadi 177 dolar, dengan percaya bahwa bisnis komersial dan pemerintah menunjukkan dorongan "menakjubkan" pada kuartal kedua tahun 2025. Demikian pula, di saluran terkemuka lainnya, analis menaikkan harga target dari 170 dolar menjadi 182 dolar setelah melihat permintaan yang kuat dari pelanggan bisnis dan pemerintah untuk platform AI mereka.
Namun, suara pasar tidak selalu seragam. Meskipun banyak analis yang optimis terhadap Palantir, ada juga beberapa orang seperti Andrew Left dari Citron Research yang berpendapat bahwa valuasi saham tersebut terlalu tinggi. Oleh karena itu, yang harus dilakukan investor adalah tidak bergantung secara buta pada pandangan analis, tetapi melakukan penelitian mendalam sendiri agar dapat membuat keputusan investasi yang lebih rasional.
Bagi para investor, memang penting untuk memanfaatkan gelombang ini, tetapi penilaian sendiri juga tidak boleh absen. Bagaimana pendapatmu? Apakah kamu memiliki pengalaman serupa? Silakan tinggalkan komentar!
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Baru-baru ini, saham di bidang kecerdasan buatan (AI) telah memicu gelombang antusiasme di kalangan investor. Orang-orang dari perusahaan semikonduktor hingga berbagai penyedia solusi AI, semuanya memperhatikan rekan-rekan yang mendominasi berbagai bidang AI. Salah satu saham AI yang banyak diperhatikan di Wall Street adalah Palantir (kode saham: PLTR). Anda mungkin bertanya, mengapa saham ini belakangan ini menarik minat begitu banyak analis? Mari kita bahas bersama.
Pertama, Palantir adalah penyedia perangkat lunak utama yang dikenal karena produk inovatifnya di bidang AI. Pada kuartal kedua tahun 2025, mereka menyerahkan laporan kinerja yang mengesankan, terutama dengan pertumbuhan signifikan dalam kerjasama bisnis dengan pemerintah Amerika Serikat. Secara khusus, laporan tersebut menunjukkan bahwa pendapatan bisnis perusahaan dengan pemerintah Amerika Serikat mencapai 426 juta dolar, meningkat 53% dibandingkan tahun lalu. Data ini jelas membuat para analis merasa bersemangat, dan berbagai lembaga segera menaikkan harga target saham Palantir. Misalnya, salah satu saluran terkemuka menaikkan harga target saham ini dari 158 dolar menjadi 177 dolar, dengan percaya bahwa bisnis komersial dan pemerintah menunjukkan dorongan "menakjubkan" pada kuartal kedua tahun 2025. Demikian pula, di saluran terkemuka lainnya, analis menaikkan harga target dari 170 dolar menjadi 182 dolar setelah melihat permintaan yang kuat dari pelanggan bisnis dan pemerintah untuk platform AI mereka.
Namun, suara pasar tidak selalu seragam. Meskipun banyak analis yang optimis terhadap Palantir, ada juga beberapa orang seperti Andrew Left dari Citron Research yang berpendapat bahwa valuasi saham tersebut terlalu tinggi. Oleh karena itu, yang harus dilakukan investor adalah tidak bergantung secara buta pada pandangan analis, tetapi melakukan penelitian mendalam sendiri agar dapat membuat keputusan investasi yang lebih rasional.
Bagi para investor, memang penting untuk memanfaatkan gelombang ini, tetapi penilaian sendiri juga tidak boleh absen. Bagaimana pendapatmu? Apakah kamu memiliki pengalaman serupa? Silakan tinggalkan komentar!