Ketua The Federal Reserve (FED) Jerome Powell baru-baru ini menyampaikan pidato penting, mengisyaratkan bahwa kebijakan moneter Amerika Serikat mungkin akan segera mengalami perubahan besar. Berikut adalah beberapa poin kunci dari pidato Powell:
Pertama, Powell menyatakan bahwa kebijakan pengurangan neraca (QT) mungkin segera berakhir. Ia menunjukkan bahwa indikator seperti suku bunga repo menunjukkan likuiditas pasar yang semakin ketat, yang menunjukkan bahwa sistem perbankan mungkin telah mendekati tingkat cadangan yang dibutuhkan. Sejak memulai pengurangan neraca pada tahun 2022, aset The Federal Reserve (FED) telah turun dari sekitar 9 triliun dolar menjadi 6,6 triliun dolar.
Kedua, Powell menekankan bahwa pertumbuhan pasar kerja AS sedang melambat secara signifikan, yang meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut di masa depan. Meskipun beberapa data ekonomi resmi terpengaruh oleh penutupan pemerintah, tren keseluruhan pekerjaan dan inflasi pada dasarnya konsisten dengan prediksi The Federal Reserve (FED) pada bulan September.
Ketiga, mengenai masalah inflasi, Powell mengakui bahwa tingkat inflasi saat ini masih lebih tinggi dari target 2% The Federal Reserve (FED). Dia secara khusus menyebutkan bahwa kebijakan tarif dan masalah rantai pasokan dapat menyebabkan kenaikan harga barang. Namun, Powell berpendapat bahwa saat ini tidak ada tekanan inflasi struktural yang luas.
Akhirnya, Powell menegaskan bahwa The Federal Reserve (FED) akan terus melaksanakan kebijakan "berbasis data". Ini berarti arah kebijakan moneter di masa depan akan ditentukan berdasarkan data ekonomi dan penilaian prospek, dengan sikap yang fleksibel dalam merespons.
Pernyataan Powell mengeluarkan beberapa sinyal penting: kondisi likuiditas mungkin akan segera membaik; ekspektasi penurunan suku bunga semakin menguat; namun risiko inflasi masih perlu diperhatikan dengan seksama. Faktor-faktor ini dapat berdampak mendalam pada pasar keuangan.
Bagi investor, disarankan untuk memantau dengan cermat pernyataan kebijakan dan rilis data ekonomi kunci dari The Federal Reserve (FED) di masa mendatang, untuk memahami arah kebijakan moneter dengan tepat. Pada saat yang sama, terus perhatikan perubahan data inflasi dan dampaknya terhadap pasar. Dalam lingkungan pasar saat ini, menjaga diversifikasi portofolio investasi juga sangat penting, karena ini membantu mengurangi risiko secara efektif.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Ketua The Federal Reserve (FED) Jerome Powell baru-baru ini menyampaikan pidato penting, mengisyaratkan bahwa kebijakan moneter Amerika Serikat mungkin akan segera mengalami perubahan besar. Berikut adalah beberapa poin kunci dari pidato Powell:
Pertama, Powell menyatakan bahwa kebijakan pengurangan neraca (QT) mungkin segera berakhir. Ia menunjukkan bahwa indikator seperti suku bunga repo menunjukkan likuiditas pasar yang semakin ketat, yang menunjukkan bahwa sistem perbankan mungkin telah mendekati tingkat cadangan yang dibutuhkan. Sejak memulai pengurangan neraca pada tahun 2022, aset The Federal Reserve (FED) telah turun dari sekitar 9 triliun dolar menjadi 6,6 triliun dolar.
Kedua, Powell menekankan bahwa pertumbuhan pasar kerja AS sedang melambat secara signifikan, yang meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut di masa depan. Meskipun beberapa data ekonomi resmi terpengaruh oleh penutupan pemerintah, tren keseluruhan pekerjaan dan inflasi pada dasarnya konsisten dengan prediksi The Federal Reserve (FED) pada bulan September.
Ketiga, mengenai masalah inflasi, Powell mengakui bahwa tingkat inflasi saat ini masih lebih tinggi dari target 2% The Federal Reserve (FED). Dia secara khusus menyebutkan bahwa kebijakan tarif dan masalah rantai pasokan dapat menyebabkan kenaikan harga barang. Namun, Powell berpendapat bahwa saat ini tidak ada tekanan inflasi struktural yang luas.
Akhirnya, Powell menegaskan bahwa The Federal Reserve (FED) akan terus melaksanakan kebijakan "berbasis data". Ini berarti arah kebijakan moneter di masa depan akan ditentukan berdasarkan data ekonomi dan penilaian prospek, dengan sikap yang fleksibel dalam merespons.
Pernyataan Powell mengeluarkan beberapa sinyal penting: kondisi likuiditas mungkin akan segera membaik; ekspektasi penurunan suku bunga semakin menguat; namun risiko inflasi masih perlu diperhatikan dengan seksama. Faktor-faktor ini dapat berdampak mendalam pada pasar keuangan.
Bagi investor, disarankan untuk memantau dengan cermat pernyataan kebijakan dan rilis data ekonomi kunci dari The Federal Reserve (FED) di masa mendatang, untuk memahami arah kebijakan moneter dengan tepat. Pada saat yang sama, terus perhatikan perubahan data inflasi dan dampaknya terhadap pasar. Dalam lingkungan pasar saat ini, menjaga diversifikasi portofolio investasi juga sangat penting, karena ini membantu mengurangi risiko secara efektif.