Apa itu Algo-Trading (Perdagangan Algoritma)?

Algo-trading adalah sistem otomatis di mana pembelian dan penjualan terjadi sesuai dengan aturan yang diprogram. Ini bekerja dengan algoritma. Ini tidak hanya melihat harga. Ini juga menganalisis volume dan momentum. Ketika pasar sesuai dengan kriteria, perangkat lunak bertindak sendiri.

Sebuah contoh dasar bisa seperti ini:

• Beli 10 BTC jika rata-rata bergerak sepuluh hari melewati yang tiga puluh hari
• Jual 10 BTC ketika terjadi sebaliknya

Tentu saja di dunia nyata semuanya lebih kompleks. Rumus trading yang menguntungkan memiliki jauh lebih banyak lapisan.

Para trader memilih algo-trading karena beberapa alasan. Memungkinkan operasi yang lebih cepat. Mustahil untuk melakukan hal yang sama secara manual dengan portofolio besar. Pesanan instan memastikan harga yang lebih baik. Risiko slippage yang lebih rendah. Dan satu hal penting: menghilangkan bagian emosional dari trading.

Tampaknya pada tingkat makro ini menciptakan pasar yang lebih likuid. Lebih banyak pesanan yang sering. Pasar menjadi sedikit lebih dapat diprediksi karena algoritma merespons dengan cara yang diprogram.

Algo-trading bersinar khususnya di kripto. Pasarannya tidak pernah tidur, beroperasi 24/7. Siapa yang ingin kehilangan peluang sementara tidur? Bahkan para penggemar trading manual menggunakannya sebagai cadangan ketika mereka tidak melihat layar.

Ini cukup serbaguna. Berguna untuk arbitrase, menangkap perbedaan harga kecil. Para scalper menyukainya untuk menangkap pergerakan kecil tanpa mengejar kerugian. Para pembuat pasar juga bergantung padanya untuk menjaga likuiditas.

Banyak trader menggunakannya untuk backtesting. Mereka menguji apakah strategi mereka akan memberikan keuntungan yang konsisten.

Dalam panorama yang volatil di tahun 2025, dengan pasar global yang terguncang oleh perubahan geopolitik dan keputusan bank sentral, algo-trading menawarkan keuntungan kompetitif. Ia cepat beradaptasi dengan kondisi yang berubah di saham, forex, dan kripto.

Tidak semuanya sempurna. Ada risiko. Jatuhnya sistem. Masalah jaringan. Dan ya, algoritma diciptakan oleh manusia... mereka bisa memiliki kesalahan. Itulah sebabnya backtesting sangat penting.

Pada akhirnya, sebuah algoritma akan melakukan persis seperti yang diprogramkan, tidak lebih dan tidak kurang. Ia tidak dapat memahami peristiwa jenis "angsa hitam". Situasi-situasi langka tersebut masih memerlukan intervensi manusia.