Dalam konteks perang perdagangan yang terus meningkat antara China dan Amerika, China baru-baru ini mengumumkan penambahan tarif sebesar 34% pada barang-barang Amerika. Langkah ini dengan cepat memicu reaksi dramatis di pasar global, terutama di pasar saham Amerika, yang mengalami penurunan terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Sementara itu, Bitcoin sebagai aset digital menunjukkan ketahanan uniknya, seolah-olah mempertahankan stabilitas tertentu di tengah badai.
Presiden Amerika Serikat Trump mengumumkan pada 3 April 2025 bahwa ia akan mengenakan tarif sebesar 34% terhadap China, sehingga total tarif Amerika terhadap barang-barang China mencapai 54%. Trump menyebut tarif ini sebagai "cinta yang keras", bertujuan untuk memperbaiki ketidakseimbangan perdagangan yang telah berlangsung lama. Ia menuduh China telah "memanfaatkan" Amerika secara ekonomi, dan berpendapat bahwa perlu diambil sikap yang lebih tegas. Kebijakan tarif ini akan mulai berlaku pada 10 April, dan diperkirakan akan memiliki dampak mendalam pada rantai pasokan global.
Terkait hal ini, China juga tidak mau kalah, mengumumkan akan mengenakan tarif 34% pada produk yang diimpor dari Amerika Serikat sebagai tanggapan. Langkah ini bukan hanya merupakan balasan langsung terhadap kebijakan Trump, tetapi juga menunjukkan sikap tegas China dalam perang dagang. Namun, pasar awalnya berharap bahwa kedua belah pihak masih memiliki ruang untuk bernegosiasi, tindakan China ini jelas menyatakan "keras berhadapan keras", membuat kepercayaan investor runtuh.
Trump dengan keras mengkritik balasan China terhadap rencana tarifnya yang komprehensif dan bersumpah bahwa kebijakan ekonominya tidak akan pernah berubah, perang dagang antara AS dan China semakin dekat. Oleh karena itu, para ekonom memperingatkan bahwa ini dapat menyebabkan ketidakstabilan pasar, yang pada gilirannya dapat memicu krisis ekonomi yang lebih luas.
Dengan pengumuman tarif China, pasar saham AS terpukul keras dalam sekejap. Dow Jones Industrial Average anjlok lebih dari 2.200 poin hanya dalam dua hari, penurunan satu hari terbesar sejak pandemi. S&P 500 dan Nasdaq Composite juga diuji, masing-masing turun 5,97% dan 5,8%. Analis telah memperingatkan bahwa pasar mungkin telah memasuki pasar bearish, yang tidak diragukan lagi menambah kepanikan di kalangan investor.
Saham teknologi terutama terkena dampak berat, dengan harga saham perusahaan besar seperti Apple dan Nvidia mengalami penurunan lebih dari 10%. Basis yang kuat perusahaan-perusahaan ini di pasar China menjadikannya sebagai korban utama kebijakan tarif. Dengan penurunan raksasa teknologi ini, kepercayaan pasar semakin melemah, menyebabkan dana mengalir cepat ke aset safe haven seperti obligasi pemerintah.
Sementara pasar saham global mengalami keruntuhan, Bitcoin menunjukkan ketahanan relatif. Meskipun harga Bitcoin mengalami penyesuaian dalam waktu singkat setelah China mengumumkan tarif, dengan penurunan antara 1% hingga 2%, harga segera stabil di sekitar 83.000 dolar. Performa ini kontras tajam dengan fluktuasi tajam di pasar tradisional, menunjukkan sifat Bitcoin sebagai aset safe haven dalam lingkungan ekonomi saat ini.
Beberapa analis menunjukkan bahwa fenomena "decoupling" Bitcoin ini mungkin berasal dari penilaian ulang investor terhadapnya sebagai emas digital. Seiring meningkatnya ketidakpastian ekonomi, semakin banyak investor mulai melihat Bitcoin sebagai aset lindung nilai. Tren ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap nilai masa depan Bitcoin.
Meskipun lingkungan pasar saat ini dipenuhi dengan ketidakpastian, masih ada beberapa harapan optimis untuk masa depan Bitcoin. Banyak investor memilih untuk menambah kepemilikan Bitcoin mereka ketika menghadapi kejatuhan pasar saham, menunjukkan kepercayaan terhadap aset digital ini. Selain itu, analis memperkirakan bahwa seiring dengan perkembangan situasi ekonomi global, kemungkinan akan muncul peluang investasi baru, yang dapat mendorong harga Bitcoin semakin naik.
Namun, para ahli juga memperingatkan bahwa jika kondisi ekonomi terus memburuk, terutama jika perang dagang meningkat lebih lanjut, Bitcoin mungkin menghadapi tekanan turun. Sentimen pasar saat ini cukup rapuh, dan setiap berita negatif dapat memicu gelombang penjualan baru. Oleh karena itu, investor perlu tetap berhati-hati saat berpartisipasi di pasar Bitcoin.
Singkatnya, langkah-langkah tarif balasan yang diambil China terhadap Amerika Serikat secara signifikan mempengaruhi pasar keuangan global, terutama jatuhnya pasar saham Amerika. Namun, di tengah gejolak pasar seperti ini, Bitcoin menunjukkan stabilitas relatif, menjadi tempat berlindung bagi beberapa investor. Meskipun masa depan masih penuh ketidakpastian, ketahanan Bitcoin sebagai aset baru mungkin menandakan perannya yang baru dalam pasar keuangan. Bagi investor, menemukan keseimbangan antara risiko dan peluang akan menjadi topik penting dalam waktu dekat.
#Amerika Serikat menambah tarif
Konten ini hanya untuk referensi, bukan ajakan atau tawaran. Tidak ada nasihat investasi, pajak, atau hukum yang diberikan. Lihat Penafian untuk pengungkapan risiko lebih lanjut.
China "hard on hard" membalas tarif AS! Pasar saham jatuh secara menyeluruh, Bitcoin "depeg" tetap kokoh?
Dalam konteks perang perdagangan yang terus meningkat antara China dan Amerika, China baru-baru ini mengumumkan penambahan tarif sebesar 34% pada barang-barang Amerika. Langkah ini dengan cepat memicu reaksi dramatis di pasar global, terutama di pasar saham Amerika, yang mengalami penurunan terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Sementara itu, Bitcoin sebagai aset digital menunjukkan ketahanan uniknya, seolah-olah mempertahankan stabilitas tertentu di tengah badai. Presiden Amerika Serikat Trump mengumumkan pada 3 April 2025 bahwa ia akan mengenakan tarif sebesar 34% terhadap China, sehingga total tarif Amerika terhadap barang-barang China mencapai 54%. Trump menyebut tarif ini sebagai "cinta yang keras", bertujuan untuk memperbaiki ketidakseimbangan perdagangan yang telah berlangsung lama. Ia menuduh China telah "memanfaatkan" Amerika secara ekonomi, dan berpendapat bahwa perlu diambil sikap yang lebih tegas. Kebijakan tarif ini akan mulai berlaku pada 10 April, dan diperkirakan akan memiliki dampak mendalam pada rantai pasokan global. Terkait hal ini, China juga tidak mau kalah, mengumumkan akan mengenakan tarif 34% pada produk yang diimpor dari Amerika Serikat sebagai tanggapan. Langkah ini bukan hanya merupakan balasan langsung terhadap kebijakan Trump, tetapi juga menunjukkan sikap tegas China dalam perang dagang. Namun, pasar awalnya berharap bahwa kedua belah pihak masih memiliki ruang untuk bernegosiasi, tindakan China ini jelas menyatakan "keras berhadapan keras", membuat kepercayaan investor runtuh. Trump dengan keras mengkritik balasan China terhadap rencana tarifnya yang komprehensif dan bersumpah bahwa kebijakan ekonominya tidak akan pernah berubah, perang dagang antara AS dan China semakin dekat. Oleh karena itu, para ekonom memperingatkan bahwa ini dapat menyebabkan ketidakstabilan pasar, yang pada gilirannya dapat memicu krisis ekonomi yang lebih luas. Dengan pengumuman tarif China, pasar saham AS terpukul keras dalam sekejap. Dow Jones Industrial Average anjlok lebih dari 2.200 poin hanya dalam dua hari, penurunan satu hari terbesar sejak pandemi. S&P 500 dan Nasdaq Composite juga diuji, masing-masing turun 5,97% dan 5,8%. Analis telah memperingatkan bahwa pasar mungkin telah memasuki pasar bearish, yang tidak diragukan lagi menambah kepanikan di kalangan investor. Saham teknologi terutama terkena dampak berat, dengan harga saham perusahaan besar seperti Apple dan Nvidia mengalami penurunan lebih dari 10%. Basis yang kuat perusahaan-perusahaan ini di pasar China menjadikannya sebagai korban utama kebijakan tarif. Dengan penurunan raksasa teknologi ini, kepercayaan pasar semakin melemah, menyebabkan dana mengalir cepat ke aset safe haven seperti obligasi pemerintah. Sementara pasar saham global mengalami keruntuhan, Bitcoin menunjukkan ketahanan relatif. Meskipun harga Bitcoin mengalami penyesuaian dalam waktu singkat setelah China mengumumkan tarif, dengan penurunan antara 1% hingga 2%, harga segera stabil di sekitar 83.000 dolar. Performa ini kontras tajam dengan fluktuasi tajam di pasar tradisional, menunjukkan sifat Bitcoin sebagai aset safe haven dalam lingkungan ekonomi saat ini. Beberapa analis menunjukkan bahwa fenomena "decoupling" Bitcoin ini mungkin berasal dari penilaian ulang investor terhadapnya sebagai emas digital. Seiring meningkatnya ketidakpastian ekonomi, semakin banyak investor mulai melihat Bitcoin sebagai aset lindung nilai. Tren ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap nilai masa depan Bitcoin. Meskipun lingkungan pasar saat ini dipenuhi dengan ketidakpastian, masih ada beberapa harapan optimis untuk masa depan Bitcoin. Banyak investor memilih untuk menambah kepemilikan Bitcoin mereka ketika menghadapi kejatuhan pasar saham, menunjukkan kepercayaan terhadap aset digital ini. Selain itu, analis memperkirakan bahwa seiring dengan perkembangan situasi ekonomi global, kemungkinan akan muncul peluang investasi baru, yang dapat mendorong harga Bitcoin semakin naik. Namun, para ahli juga memperingatkan bahwa jika kondisi ekonomi terus memburuk, terutama jika perang dagang meningkat lebih lanjut, Bitcoin mungkin menghadapi tekanan turun. Sentimen pasar saat ini cukup rapuh, dan setiap berita negatif dapat memicu gelombang penjualan baru. Oleh karena itu, investor perlu tetap berhati-hati saat berpartisipasi di pasar Bitcoin. Singkatnya, langkah-langkah tarif balasan yang diambil China terhadap Amerika Serikat secara signifikan mempengaruhi pasar keuangan global, terutama jatuhnya pasar saham Amerika. Namun, di tengah gejolak pasar seperti ini, Bitcoin menunjukkan stabilitas relatif, menjadi tempat berlindung bagi beberapa investor. Meskipun masa depan masih penuh ketidakpastian, ketahanan Bitcoin sebagai aset baru mungkin menandakan perannya yang baru dalam pasar keuangan. Bagi investor, menemukan keseimbangan antara risiko dan peluang akan menjadi topik penting dalam waktu dekat. #Amerika Serikat menambah tarif