
Metaverse telah menjadi salah satu konsep paling revolusioner di era digital, mengubah cara orang berinteraksi, berinvestasi, dan menjalankan bisnis di dunia virtual. Dengan kemajuan pesat teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR), real estat virtual kini menjadi peluang investasi yang menarik. Data terbaru menunjukkan bahwa investor telah menginvestasikan modal besar pada token kripto yang merepresentasikan lahan metaverse, dengan perusahaan besar seperti Nike, McDonald’s, dan J.P. Morgan aktif berpartisipasi dalam pasar yang terus berkembang ini.
Metaverse adalah pertemuan antara realitas fisik dan virtual melalui teknologi digital canggih. Istilah ini berasal dari gabungan “meta” dan “universe”, yang mencakup platform digital serta teknologi yang memanfaatkan virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) untuk menciptakan pengalaman daring yang imersif. Di lingkungan metaverse, pengguna membangun avatar personal sebagai identitas digital mereka, memungkinkan mereka berkomunikasi, bersosialisasi, dan berinteraksi dalam dunia virtual tiga dimensi.
Sebagai contoh, platform seperti The Sandbox dan Decentraland telah mengadopsi teknologi blockchain, khususnya jaringan Ethereum, untuk menghadirkan pengalaman virtual yang terdesentralisasi. Metaverse berbasis blockchain ini menawarkan lingkungan tanpa sensor di mana pengguna memiliki kendali penuh atas identitas dan aset digital mereka. Integrasi teknologi blockchain memastikan transparansi, keamanan, serta kepemilikan yang sah atas aset digital di dunia virtual tersebut.
Properti digital adalah tanah atau aset virtual dalam platform metaverse yang biasanya direpresentasikan sebagai non-fungible token (NFT) di jaringan blockchain seperti Ethereum atau Solana. Berbeda dengan cryptocurrency seperti Bitcoin atau Ethereum yang bersifat fungible dan dapat dipertukarkan, NFT memiliki alamat blockchain unik sebagai sertifikat kepemilikan yang dapat diverifikasi. Seluruh riwayat transaksi NFT transparan, tidak dapat diubah, dan tidak dapat diduplikasi, sehingga menjadi mekanisme ideal untuk menetapkan hak milik di lingkungan virtual.
Ketika pengguna membeli NFT tanah virtual, mereka mendapatkan kepemilikan dan kontrol penuh atas properti digital tersebut. Pemilik tanah dapat mengembangkan berbagai bangunan di lahan mereka, seperti rumah virtual, bisnis, tempat hiburan, atau fasilitas komersial, sesuai dengan kapabilitas platform. Sebagian investor memilih menahan tanah virtual mereka sebagai investasi jangka panjang, sementara lainnya aktif memperdagangkan aset mereka di marketplace NFT, sehingga menciptakan pasar properti digital yang dinamis.
Investor dan individu yang membeli tanah di metaverse memiliki beragam motivasi, tidak hanya sekadar untuk spekulasi. Pertama, banyak yang melihat tanah virtual sebagai peluang investasi jangka panjang karena meyakini metaverse terdesentralisasi akan menjadi platform media sosial dan gim utama di masa depan. Investor visioner ini membeli properti virtual dengan harapan nilainya akan meningkat seiring adopsi metaverse secara luas.
Kedua, real estat virtual memberikan potensi pendapatan pasif melalui beragam strategi monetisasi. Platform seperti Decentraland dan The Sandbox memungkinkan pemilik tanah menyewakan propertinya kepada pengguna lain, menghasilkan pendapatan berulang. Pemilik properti juga dapat membangun atraksi seperti kasino virtual, museum, atau taman hiburan untuk menarik pengunjung dan memperoleh komisi dari aktivitas dalam gim.
Ketiga, perusahaan memanfaatkan metaverse sebagai platform pemasaran yang efektif untuk promosi daring dan keterlibatan merek. Perusahaan seperti Chipotle telah meluncurkan kampanye pemasaran inovatif di metaverse, menciptakan pengalaman pelanggan unik yang menjembatani dunia virtual dan fisik. Misalnya, kampanye Chipotle di metaverse memungkinkan pelanggan mendesain burrito virtual dan memperoleh menu gratis di dunia nyata, menunjukkan potensi platform untuk aktivasi merek kreatif.
Keempat, banyak individu membeli tanah di metaverse sebagai hobi atau hiburan. Mereka tertarik pada pengalaman gim yang imersif, menyelesaikan misi, serta membangun koneksi bermakna dengan pemain lain. Kepemilikan properti virtual memperkuat identitas digital mereka dan membuka peluang interaksi sosial serta ekspresi kreatif di komunitas metaverse favorit.
Untuk memahami cara membeli tanah di metaverse, diperlukan proses sistematis serta riset dan persiapan matang. Langkah pertama adalah memilih platform metaverse yang menyediakan lahan virtual. Calon pembeli sebaiknya melakukan riset menggunakan situs pelacak kripto terpercaya seperti CoinMarketCap, CoinGecko, dan dAppRadar yang menyediakan daftar lengkap gim blockchain dan platform metaverse populer. Sumber ini memberikan informasi penting tentang tujuan proyek, tim pengembang, partisipasi komunitas, dan performa pasar secara keseluruhan.
Langkah berikutnya, investor harus mengunduh dompet cryptocurrency yang mendukung jaringan blockchain metaverse pilihan. Misalnya, metaverse berbasis Ethereum seperti The Sandbox memerlukan dompet kompatibel seperti MetaMask. Pilihlah dompet non-kustodial dengan reputasi keamanan yang baik karena dompet ini memberi pengguna kendali penuh atas aset digital mereka tanpa melibatkan pihak ketiga terpusat.
Pada tahap ketiga, investor membeli cryptocurrency yang diperlukan dan mentransfernya ke dompet digital. Sebagian besar transaksi tanah di metaverse menggunakan pembayaran dalam cryptocurrency, umumnya token asli blockchain platform terkait. Misalnya, transaksi di metaverse berbasis Solana membutuhkan token SOL. Pastikan membeli cryptocurrency dari platform tepercaya dan mentransfernya ke dompet dengan aman.
Setelah dompet siap, pengguna harus menghubungkannya ke marketplace NFT yang sesuai. Di beberapa metaverse tersedia marketplace khusus untuk penjualan tanah, seperti Decentraland Marketplace, sementara di platform lain, NFT tanah diperdagangkan di marketplace sekunder. Pengguna cukup menghubungkan dompet ke platform tersebut, lalu menelusuri dan membeli tanah virtual yang diinginkan.
Proses pembelian berbeda-beda tergantung pada penjual. Ada penjual yang menentukan harga minimum tetap untuk NFT tanah, sementara yang lain menggunakan sistem lelang, di mana pembeli mengajukan penawaran. Di beberapa marketplace, pembeli juga dapat bernegosiasi di bawah harga yang tercantum, sehingga lebih fleksibel dalam mendapatkan properti virtual dengan harga terbaik.
Setelah transaksi selesai, NFT tanah otomatis tersimpan di dompet cryptocurrency pembeli sebagai bukti kepemilikan digital yang terverifikasi. Pemilik dapat mentransfer NFT ke dompet lain untuk keamanan tambahan maupun manajemen portofolio.
Harga tanah di metaverse sangat bervariasi karena sifat spekulatif kelas aset baru ini. Nilai properti berkisar dari beberapa dolar hingga jutaan rupiah per lahan, tergantung pada faktor seperti popularitas platform, lokasi dalam dunia virtual, serta fitur atau atribut khusus. Lokasi premium memiliki harga lebih tinggi, misalnya lahan dekat area selebritas di The Sandbox yang terjual jauh lebih mahal dibandingkan area biasa.
Metaverse Otherside juga menerapkan sistem harga berbasis kelangkaan, di mana lahan dengan sumber daya langka dan tingkat kelangkaan tinggi bernilai lebih premium. Konsep “floor price” menjadi acuan untuk menilai harga rata-rata properti di metaverse tertentu. Floor price adalah harga penawaran terendah saat ini untuk tanah virtual di satu platform, sehingga investor bisa melihat tren harga historis dan membandingkan antar ekosistem metaverse.
Calon pembeli tanah di metaverse harus mempertimbangkan risiko signifikan yang ada. Real estat virtual adalah salah satu aset paling spekulatif di pasar kripto, ditandai oleh volatilitas tinggi dan ketidakpastian prospek jangka panjang. Keberhasilan platform metaverse sangat tergantung pada partisipasi pengguna dan perkembangan platform yang berkelanjutan—dua faktor yang sangat sulit diprediksi.
Keberlanjutan platform menjadi isu utama, karena proyek metaverse berpotensi gagal dan membuat NFT tanah kehilangan nilai secara instan. Tidak adanya metrik valuasi fundamental juga mempersulit pengambilan keputusan investasi, sebab harga NFT tanah umumnya didorong oleh hype dan spekulasi, bukan nilai intrinsik. Kondisi ini menyulitkan penilaian properti secara akurat dan dapat menyebabkan kerugian finansial besar jika membeli di harga puncak pasar.
Metaverse adalah frontier baru yang transformatif dalam interaksi digital dan investasi, menawarkan peluang luar biasa bagi individu maupun bisnis untuk terlibat dalam ekonomi virtual. Memahami cara membeli tanah di metaverse menuntut pengetahuan komprehensif tentang teknologi blockchain, NFT, serta karakteristik unik setiap platform metaverse. Meskipun real estat virtual menawarkan peluang investasi jangka panjang, pendapatan pasif, inovasi pemasaran, dan hiburan, risiko besar tetap melekat pada pasar yang baru berkembang dan spekulatif ini.
Calon investor sebaiknya menjalani proses pembelian tanah di metaverse dengan riset mendalam, analisis risiko, dan strategi diversifikasi portofolio. Volatilitas harga properti virtual serta ketidakpastian keberlanjutan platform menuntut pendekatan investasi yang hati-hati. Seiring ekosistem metaverse berkembang, mereka yang mampu memahami teknologi, melakukan due diligence menyeluruh, dan memiliki ekspektasi realistis akan lebih siap menghadapi lanskap digital yang inovatif ini. Apapun tujuannya—baik untuk keuntungan finansial, visibilitas merek, maupun kepuasan pribadi—setiap partisipan yang membeli tanah di metaverse harus menyeimbangkan antusiasme dengan manajemen risiko yang matang untuk memaksimalkan peluang sukses di era digital revolusioner ini.
Ya, Anda masih dapat membeli tanah di metaverse. Pasar real estat virtual tetap aktif, menyediakan peluang untuk membeli, mengembangkan, dan menjual tanah digital di berbagai platform metaverse.
Pada tahun 2025, harga tanah di metaverse umumnya berkisar antara $200 hingga $4.000, tergantung lokasi dan platform. Harga sudah mulai stabil, namun tetap fluktuatif.
Ya, tanah virtual dapat menjadi investasi bernilai. Jumlahnya terbatas, berpotensi menghasilkan pendapatan, dan semakin diminati oleh selebritas serta perusahaan. Seiring metaverse berkembang, nilai properti virtual juga berpotensi meningkat signifikan.
Metaverse Group membeli lahan virtual seluas 500 meter persegi di metaverse dengan nilai $2,43 juta, mencatat rekor tertinggi. Mereka menargetkan pengembangan portofolio real estat virtual di metaverse.











