
Ripple (XRP) telah lama menjadi sorotan di dunia cryptocurrency berkat pendekatan inovatifnya terhadap pembayaran internasional. Namun, harga XRP tetap stagnan, sehingga banyak investor mempertanyakan apa penyebab utamanya. Artikel ini membahas alasan harga Ripple belum meningkat serta menawarkan analisis komprehensif mengenai isu-isu yang memengaruhi prospek jangka panjang Ripple.
Ripple adalah aset digital yang dikembangkan untuk mengatasi tantangan transaksi lintas negara dalam sistem perbankan tradisional. Melalui jaringan Ripple, bank dan institusi keuangan dapat melakukan pembayaran global dengan cepat serta biaya rendah. Berbeda dengan transfer internasional konvensional yang memakan waktu beberapa hari, transaksi Ripple dapat diselesaikan dalam hitungan detik.
Infrastruktur Ripple didukung oleh blockchain milik sendiri, yakni XRP Ledger. Berbeda dengan Bitcoin yang menggunakan Proof of Work atau Ethereum dengan Proof of Stake, Ripple memakai algoritma konsensus unik. Teknologi ini memungkinkan pemrosesan transaksi berkecepatan tinggi, biaya rendah, dan kapasitas lebih dari 1.500 transaksi per detik.
Harga Ripple yang stagnan merupakan hasil dari interaksi berbagai faktor kompleks, sehingga sebagian investor mulai meragukan potensi masa depannya.
Salah satu faktor utama adalah perubahan kondisi pasar, khususnya sengketa hukum yang masih berlangsung antara Ripple dan U.S. Securities and Exchange Commission (SEC). SEC menuduh Ripple Labs menjual XRP sebagai sekuritas tanpa izin, sehingga menimbulkan ketidakpastian regulasi dan mengurangi kepercayaan investor. Usai pengumuman gugatan tersebut, harga XRP turun tajam dan sebagian besar bursa utama sempat menangguhkan perdagangan XRP.
Di samping itu, suplai token XRP yang sangat besar juga membatasi kenaikan harga. Ripple Labs telah menerbitkan 100 miliar XRP, dengan sekitar 50 miliar token beredar di pasar. Kelebihan suplai ini membuat permintaan sulit mengungguli penawaran, sehingga tekanan kenaikan harga melemah. Saat koreksi pasar secara luas, investor sering mengalihkan dana ke aset kripto utama seperti Bitcoin, yang semakin mengurangi minat terhadap XRP.
Meski ada keraguan, terdapat alasan kuat untuk tetap optimis terhadap masa depan Ripple.
RippleNet telah menjalin kemitraan dengan lebih dari 300 institusi keuangan di seluruh dunia. Bank besar seperti Santander dan Bank of America telah mengadopsi teknologi Ripple, sehingga posisi Ripple di sektor pembayaran internasional makin solid. Pasar remitansi global diperkirakan bernilai sekitar 700 triliun yen per tahun, dan peningkatan pangsa pasar akan langsung mendongkrak permintaan terhadap XRP.
Pengembangan teknologi terus berlanjut dan menjadi faktor penting. Ripple tengah mengembangkan fitur smart contract yang berpotensi membuka peluang di sektor decentralized finance (DeFi). Dengan memperkuat interoperabilitas antar blockchain, Ripple dapat menghadirkan berbagai use case baru. Secara khusus, teknologi Ripple semakin diadopsi sebagai infrastruktur untuk mata uang digital bank sentral (CBDC).
Dari aspek regulasi, penyelesaian kasus SEC berpotensi menjadi titik balik. Pada Juli 2023, pengadilan menyatakan bahwa penjualan XRP di pasar sekunder bukan transaksi sekuritas. Jika keputusan ini menjadi final, ketidakpastian regulasi akan berkurang dan banyak bursa diperkirakan akan kembali memperdagangkan XRP. Hal tersebut akan meningkatkan likuiditas pasar dan berpotensi mendorong pertumbuhan harga.
Meskipun kekhawatiran terhadap masa depan Ripple masih ada, stagnasi harga terutama disebabkan oleh ketidakpastian regulasi akibat gugatan SEC, suplai beredar yang sangat besar, dan koreksi pasar secara umum. Namun, kemitraan global yang kuat, inovasi teknologi berkelanjutan, dan peluang kejelasan regulasi menjadi faktor utama yang dapat mendukung nilai jangka panjang Ripple.
Investor sebaiknya fokus pada keunggulan teknologi dan tingkat adopsi nyata Ripple, bukan hanya pada pergerakan harga jangka pendek. Memilih platform trading yang kredibel, mengikuti tren pasar, dan membangun strategi investasi jangka panjang adalah langkah bijak. Masa depan Ripple masih diperdebatkan, namun potensinya sebagai solusi inovatif untuk pembayaran lintas negara akan selalu dinilai seiring kemajuan teknologi dan perkembangan pasar.
Harga Ripple tetap stagnan karena sengketa hukum yang belum selesai dengan SEC serta maraknya aktivitas trading jangka pendek. Kejelasan regulasi diyakini akan mendukung peningkatan harga di masa mendatang.
Prediksi harga XRP di tahun 2030 berkisar antara $0,13 hingga $29,32. Faktor utama penentu harga meliputi adopsi blockchain, perkembangan regulasi, dan ekspansi penggunaan di pasar pembayaran global.
Ripple (XRP) berpeluang mencapai 1 juta yen jika adopsi dalam pembayaran internasional semakin cepat dan kondisi regulasi membaik, sehingga mendukung pertumbuhan nilai jangka panjang. Namun, volatilitas pasar yang tinggi menuntut pemantauan tren pasar secara berkelanjutan.
XRP diperkirakan akan diperdagangkan di rentang $0,80 hingga $3,50 pada 2025. Perluasan adopsi untuk pembayaran lintas negara dan integrasi teknologi baru dapat mendorong harga ke $3,00–$3,50. Namun, isu yang belum terselesaikan seperti sengketa SEC akan terus mempengaruhi harga XRP.








